Kenangan Saya Bersama KH Dr Habib Thoha MA
Cari Berita

Advertisement

Kenangan Saya Bersama KH Dr Habib Thoha MA

Minggu, 26 Juni 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh M Rikza Chamami

DutaIslam.Com - Ayahanda teman karib seperjuangan saya H Hasan Chabibie, KH Dr Habib Thoha MA, pada Kamis 23 Juni 2016 sowan keharibaan Allah Swt. Beliau adalah salah satu guru saya sekaligus mentor dalam hidup bermasyarakat.

Almarhum sebelum purna tugas sebagai Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang memanggil saya untuk mempersiapkan berkas dan menyambungkan titik komunikasi. Selain itu, setiap kali saya dipanggil ke rumah di Tugurejo, beliau selalu mengajakku masuk ke perpustakaan pribadi beliau yang berjejer penuh kitab dan buku-buku berbobot.

Ketika saya mendampingi beliau membuat nilai mahasiswa di akhir purna tugas itu, banyak pesan-pesan yang saya catat dan tidak bisa saya lupakan hingga saat ini hingga kapanpun.

Aku dibawa beliau di sebuah almari kayu jati dan meminta saya duduk bersama dengan Pak Habib. Aku diminta buka satu persatu album foto dan ketemulah sebuah album foto yang dikehendaki dan dimintanya.

Saat itulah beliau mulai berkisah bahwa dalam album itu berisi foto Pak Habib bersama tokoh dunia dan nasional yang semuanya sudah wafat. Ada Sayyid Almaliki, Syekh Syiria, Gus Dur, Mbah Sahal dan lainnya. "Rikza...itu semua foto saya bersama orang 'alim yang sudah wafat dan saya tinggal nunggu jatah dipanggil Allah" kata beliau dengan tegas.

Sontak saya menjawab. "Ampun ngoten Bapak, kita masih butuh ilmu-ilmu njenengan" jawabku lirih. "Nek Allah ngersakke ya harus diterima," jawabnya.

Setelah selesai melihat album foto itu, saya meminta restu tentang rencana disertasi saya yang menulis pemikiran tiga Kyai: Mbah Sholeh Darat, Mbah Bisri Mustofa dan Mbah Sahal Mahfudh. Di luar dugaan saya. Dalam kondisi beliau pemulihan dari stroke dan masih ndredeg dikisahkanlah tiga tokoh yang saya sebutkan tadi dari sisi kedekatan beliau dan informasi yang pernah didengar.

Dan syahdan. Ada kenangan beliau dengan KH Ahmad Abdul Chamid Kendal yang pernah dirasakan. Dimana Kyai Abdul Chamid pernah berpesan kepada KH Abdullah Salim Dosen Unisula pada tahun 1980an untuk menulis biografi Mbah Sholeh Darat untuk acara Haul.

Lembaran biografi Mbah Sholeh Darat yang dimiliki Pak Habib masih dia ingat tempat menyimpannya. Dengan tangan menunjuk map biru di atas almari, saya diminta mengambil. Subhanallah....benar! Disitu disimpan biografi KH Sholeh Darat. Dan Pak Habib masih ingat kisah-kisah di dalamnya tentang murid Mbah Sholeh Darat. Allahu Akbar.

Di lain waktu, ketika Kaji Hasan, -demikian saya memanggil anak Mbarep Pak Habib,- pulang Semarang dan kuantar ke rumah, ada kesempatan hampir lebih satu jam saya ketemu Pak Habib. Seperti biasa ketika ketemu saya bertanya seputar kampus UIN, NU, PMII, MUI dan MAJT.

Saat itulah kisah-kisah Kyai Jawa Tengah dari ujung Brebes hingga Sarang dibeberkan. Termasuk kisah Diponegoro, perjanjian Giyanti dan makam waliyullah Habib Hasan bin Thoha bin Muhammad bin Thoha bin Yahya di belakang Java Mall Semarang.

Yang hebat adalah dalam kondisi beliau gerah, masih hafal tahun peristiwa, nama tokoh dan jalan ceritanya secara urut. Akhirnya, kisah cerita itu kami berhentikan karena beliau sudah lelah.
Sepanjang jalan saya hanya bisa merenung. Allah Maha Kuasa menyimpan ilmu dalam pribadi hambaNya yang dalam kondisi gerah tapi semangat hidup dan siap berserah itu masih lekat.

Setelah beberapa lama saya dapat pesan untuk sowan ke ndalem Pak Habib. Ternyata beliau menginginkan satu Kitab Tauhid. Kitab itu bernama Mu'taqad Seket karya KHR Asnawi Kudus. Kitab itu belum sempat saya haturkan dan baru saya serahkan Gus Naji ketika Pak Habib opname di RS Tugu beberapa bulan lalu.

Saat jelang menuju ICU saya meminta ijin Ibu untuk membacakan Hadlrah di telinga Bapak. Saya sebut satu persatu nama tokoh yang ada di dalam album foto yang masih kuingat, nama Walisongo dan Kyai NU. Berkali-kali fatihah itu kupanjatkan. Sebar jantungnya makin stabil dan dari lisannya nampak beliau melafadzkan ALLAH ALLAH ALLAH.

Selamat jalan Bapak. Waliyullah, Kyai dan para pejuang ahlissunnah telah menanti. [dutaislam.com/ ab] 
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB