Oleh Dr.
Mahmud Suyuti
DutaIslam.Com - Islam adalah agama fitratullah (QS. al-Rum/30: 39), agama yang paling
benar (Ali Imran/3:19), sesuai dengan situasi dan kondisi sebagai agama rahmatan li al-alamin (Qs. al-Anbiya/21: 107), dan
ajaran-ajarannya sangat lengkap (kaffah/QS. Saba'/34:22) ditujukan
kepada semua umat, kaffatan
linnas.
Istilah
kaffah ini sebagai agama yang universal dan rahmat bagi semua alam yang karena
itu dari segi penamaannya adalah Islam (selamat/keselamatan).
Setiap
kita ketemu dianjurkan memberikan salam, Assalamu alaikum ... (semoga
keselamatan atas kalian...). Jadi saling mendoakan di antara
sesama, bukan saling menyalahkan, tapi saling memberi kesejukan dan
kedamaian.
Seorang
muslim yang baik keislamannya bukan pada bentuknya semata, meskipun yang
bersangkutan bersurban dan kearab-araban, berjenggot dan berjidat hitam tapi
tidak punya belas kasih, tentu melenceng dari rahmatan lil alamin, apalagi antar sesama.
Seorang
yang baik bukan saling klaim kebenaran hanya milik kelompok tertentu, tetapi
adalah milik bersama. Inilah agama kaffah yang mengakumulasi semua umat dan
golongan bukan doktrin saling mengafirkan yang dapat memperkeruh suasana,
mempertajam perselisihan, akhirnya kita pecah, retak, remuk tidak memiliki
persaudaraan ukhuwwah al-diniyyah, wathaniyyah dan ukhuwwah insaniyyah sebagai esensi Islam kaffah itu
sendiri.
Ukhuwah diartikan persaudaraan yang terjalin dengan kekerabatan
karena faktor keagamaan, misalnya dalam QS. al-Hujurat/49: 10 bahwa orang-orang
mukmin itu bersaudara. Ukhuwah ras dan kebangsaan dalam QS. Hud/7: 65
menjelaskan juga bahwa kekerabatan bisa dijalin dengan persaudaraan atas ras
dan suku walaupun tidak seagama.
Ukhuwah insaniyyah merujuk QS.
al-Hujurat/49: 11 menerangkan kekerabatan sesama umat manusia secara kaffah
dengan doktrin bahwa manusia di dunia ini yang tiada mengenal latar belakang
kebangsaanya adalah bersaudara, sehingga perlu menjalin keakraban dan
menghindari prasangka buruk.
Dimensi kaffah terbangun secara lengkap dari 3
sendi. Sebelum keislaman adalah keimanan yang kuat dan terakhir adalah ihsan
yang penuh kebajikan, tidak kaku dan kasar, tidak keras dan kejam, tidak
menvonis tanpa hak, jika salah tidak mengakui kesalahannya, justru merasa benar
sendiri.
Surga itu
bukan milik sendiri dan kelompok tertentu, tapi pemilik yang diberi rahmat, dan
mereka ini selalu saling merahmati dalam arti berkasih sayang. Mereka adalah
penuai syafa'at dari Rasulullah. Allahumma
Shalli al Sayyidina Muhammad wa ala alihi wabarik wasallam. WaAllahu a'lam [dutaislam.com/ ab]
Dr. Mahmud Suyuti,
ketua PW Matan Sulawesi Selatan
