Agar Nasihat Anda Diterima, Tirulah Mbah Khalil Bangkalan
Cari Berita

Advertisement

Agar Nasihat Anda Diterima, Tirulah Mbah Khalil Bangkalan

Minggu, 12 Juni 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Rijal Mumazziq Z

DutaIslam.Com - Dikisahkan, pada suatu ketika Imam Abu Hanifah dengan cepat menutup pengajiannya, lalu membubarkan jamaahnya dan meminta mereka kembali lagi besok seperti biasanya. Ketika esok harinya pengajian mau dimulai, salah seorang santri beliau bertanya, "Kenapa guru kemarin menutup pengajian lebih awal?"

"Anakku, kemarin aku membubarkan pengajian karena saat itu kita tiba pada pembahasan mengenai pembebasan budak. Saat itu aku belum membebaskan budak, akhirnya kumerdekakan dulu budak-budakku sebelum aku memulai pengajian bab itu pada hari ini."

Di Bangkalan, awal abad ke duapuluh, seorang ayah mengajak anaknya yang kecanduan gula-gula (permen) sowan ke Syaikhona Kholil, salah satu mahaguru ulama Nusantara. Ia meminta agar Kiai Kholil 'nyuwuk' dan menasehati anaknya agar tidak lagi suka makan permen.

"Baiklah. Sampeyan kembali lagi ke sini tiga hari lagi ya."
"Tidak jadi disuwuk hari ini, yai?"
"Nggak. Kembali lagi kesini sama anakmu ya."

Tiga hari kemudian, pasangan ayah-anak ini kembali. Kiai Kholil sudah siap dan segera mendoakan agar anak tersebut berhenti mengkonsumsi permen. Beliau juga bercengkerama dengan bocah tersebut selazimnya beliau mencandai cucunya. Tak lupa, beliau juga menasehati agar bocah tadi berhenti mengkonsumsi permen.

Si ayah rupanya gelisah, mau minta suwuk air kok hanya dinasehati saja. Kalau sekadar nasehat dirinya sudah setiap hari nasehati anaknya yang bandel tadi.

"Sampeyan tahu pak, mengapa saya minta kembali lagi ke sini setelah tiga hari?" tanya Kiai Kholil bertanya tiba-tiba, seolah membaca kegelisahan tamu di hadapannya.

Tamunya menggeleng sembari berkata tidak.

"Aku harus mengatur diriku sendiri terlebih dulu dengan cara berpuasa mengkonsumsi makanan manis-manis selama tiga hari ini sebelum aku menasehati putramu. Ini agar nasehatku bisa diterima dan dipercaya anakmu."

***


Mencari seorang yang alim itu banyak, tapi yang alim dan amil itu sulit. Sesulit mencari seorang profesor marketing yang punya perusahaan raksasa. Kisah di atas adalah dua contoh bagi kita: sebelum menangani orang lain, hendaknya kita membereskan diri kita terlebih dulu. Sebab, tidak mungkin kan apabila membersihkan lantai tapi sapunya masih kotor?

Alim dan amil saat ini langka. Sebab ini perpaduan sempurna dua kemampuan spesial: bidang intelektual yang disertai dengan amaliah lahiriah dan konsistensi karakter kepribadian. Dulu kita punya Baharuddin Lopa, Jaksa Agung dengan karakter kuat. Beliau menguasai ilmu di bidang hukum sekaligus konsisten dengan ucapannya yang selaras dengan perilakunya. 

Ada pula Hoegeng, polisi jujur di Indonesia selain patung polisi dan polisi tidur. Kalau kita baca biografi keduanya, ketemulah kesesuaian antara ilmu dan perilaku, antara pikiran dan ucapan, dan antara tindakan dan kenyataan.

Anda bisa menemukan orang-orang langka ini pada tetangga, guru, atau mungkin orang "kecil" di sekitar anda. Mereka yang berusaha membabat ketamakan dalam diri mereka, mengerdilkan nafsunya, dan senantiasa siap menanggung konsekuensi atas tindakannya.

Alim dan amil, bagi saya, adalah level tertinggi dari sebuah proses menjadi manusia sesungguhnya. Dan, itu berat, soddara! [dutaislam.com/ ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB