DutaIslam.Com –
Kamar santri pondok pesantren biasanya dihuni 25 orang. Tempat wudlu dan cuci
kaki pun, lazimnya tidak menggunakan kran. Sanitasi pesantren bahkan tidak
memenuhi standar kesehatan. Kadang ada puluhan ekor lele, mujair dan jenis ikan
mas di dalamnya.
Karena sumber air terbatas, ada ponpes yang menggunakan
sistem menimba langsung dari sumur. Namun banyak yang tidak terkontrol sumber
airnya. Musim hujan yang membuat air berlimpah, belum bisa digunakan secara
maksimal sebagai sumber air yang memadai untuk santri. Akhirnya memunculkan
penyakit kudis, kurap, panu di kalangan santri zaman dahulu.
Beberapa poin di atas itulah yang dikemukakan oleh Drs. H
Solihin MM, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag, dalam Pelatihan Pesantrenku Bersih
Pesantrenku Keren (PBPK) yang diselenggarakan Pengurus Rabithatul Ma’ahid
Islamiyah (RMI) NU Jawa Tengah di Pesantren Raudlatul Mubtadiin, Balekambang,
Nalumsari, Jepara, Rabu (25/05/2016) siang.
Dalam materi Kebijakan Kemenag dalam Pengembangan Kebersihan
Pondok Pesantren, Solihin mengharapkan agar santri bisa bersih secara jasmani
dan rohani. Dalam imajinasinya, pesantren itu jadi tempat yang tidak nyaman bagi
tumbuhnya sawang (laba-laba). "Dimana ada sawang, itu yuritsul faqro," katanya.
Kegiatan itu, kata Muhammad Zulfa, panitia dari RMI Jateng,
adalah yang terakhir dari rangkaian sosialisasi program Pesantrenku Bersih.
Sebelum di Balekambang, kegiatan serupa diadakan di Ponpes Khozinatul Ulum
(Blora), Al-Falah (Salatiga), Qur’aniyah (Kendal) dan Maslakul Huda (Pati).
Ada tujuh ponpes yang mengikuti pelatihan yang digelar Rabu
dan Kamis (25-26 Mei 2016) itu, yakni Ponpes Raudlatul Mubtadi’in (Balekambang),
Hasyim Asy’ari (Bangsri), Darul Ulum (Bandungharjo), Khozinatul Hikmah (Bawu),
Darut Tauhid (Potroyudan) dan Manbaul Ulum (Kedungombo). “Total peserta 40
orang,” terang Zulfa kepada Duta Islam.
Setelah menerima materi, peserta PBPK diharapkan bisa
menjadi delegasi program pesantren bersih dan sehat tingkat nasional. “Pada
Silatnas RMI di Pasuruan kemarin, PBPK sudah dijadikan agenda nasional RMI
Pusat,” kata Zulfa. [dutaislam.com/ m abdullah
badri]
