Mengapa Aparat Tidak Garang ke HTI, Ini Catatan Pensiunan TNI
Cari Berita

Advertisement

Mengapa Aparat Tidak Garang ke HTI, Ini Catatan Pensiunan TNI

Sabtu, 07 Mei 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Maraknya gerakan makar ideologis yang dilakukan oleh kalangan anti Pancasila dan NKRI seperti HTI, Wahabi dan situs-situs pendukung mereka, tidak sigap ditanggapi oleh aparat, utama TNI, bukan tanpa alasan. Baik Polri maupun TNI, paham detail ancaman terencana terhadap keutuhan negara. Ini catatan pensiunan tentara soal TNI, Polri, Wahabi dan paham Islam transnasional yang mengancam NKRI:

(1) Bicara soal ancaman terhadap NKRI dari aspek ideologi sesungguhnya TNI sama-sama detail dan peka terhadap "ekki" dan "ekka". Dalam terminologi TNI disebut sebagai "ancaman terencana". Sejarah membuktikan hal itu.

(2) Dalam konteks dengan kohesi integrasi nasional, walaupun pihak luar/ reformasi alergi, TNI tetap dengan pisau analisa SARA = Suku, Agama, Ras dan Antargolongan. Metoda ini ternyata masih valid dan kontekstual.

(3) Aspek agama, seperti Wahabi, Syiah, HTI, dan lain-lain memang riuh sejak akhir-akhir ini. Bila TNI dan intelejen dianggap kurang peduli, ada benarnya. Sebab, paham agama apapun sepanjang masih pada tahap perbedaan tafsir amaliyah dan tidak menyentuh aspek politik/ideologi/khilafah, yang merongrong Pancasila. TNI tidak dalam kapasitas untuk itu. Apalagi UU dan perangkat hukum yang ada tidak membenarkan diambil langkah represif sampai secara basah melakukannya. TNI baru bersikap utk memadamkan dan tetap haram menindak siapapun yang baru tahap berpikir dan merencanakan kebakaran.

(4) Di kalangan TNI juga resah dengan penetrasi aliran keagamaan dalam tubuh prajurit. Banyak Pati (Perwira Tinggi) harus berakhir karirnya karena itu.

(5) Pertumbuhan aliran Islam yang aneh-aneh itu lebih pesat di Polri daripada di TNI. Namun, pada perkembangan selanjutnya, di tubuh TNI relatif mampu diatasi.

(6) Kenapa TNI tidak garang menentang ancaman terencana? Monggo ditanyakan kepada UU, para politisi dan reformasi. Yang pasti karena TNI tidak ber-dwifungsi lagi. Dulu TNI bagian dari "kekuatan sospol" negara. Pemerintah macam-macam, TNI langsung tiup peluit karena dirinya juga pemain. Sekarang, TNI "alat" negara, yang hanya bisa siap atau menonton walaupun pemerintah berbuat macam-macam. [dutaislam.com/ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB