DutaIslam.Com- Syaikhona Kholil Bangkalan (gurunya para kyai, sesepuh ulama nusantara), keluhuran ahlaqnya dan kedalaman ilmu-ilmu beliau masih terasa hingga sekarang. Muassis NU adalah santri-santri beliau, pendiri Muhammadiyah juga santri beliau.
Kedekatan beliau kepada Allah SWT membuat Kyai Kholil mendapat ke istimewaan dari Allah. Pernah ada peristiwa aneh ketika beliau sedang mengajar. Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau oleh mata para santri, tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup. Mbah Kholil diam saja dan tak bercerita apa-apa. Beliau langsung masuk ndalem (rumah) untuk berganti pakaian.
Para santri tak tahu musabbab kejadian basah kuyub di tengah aktivitas mengajar itu. Teka-teki di benak para santri baru terjawab ketika ada seorang nelayan sowan ke ndalem Mbah Kholil karena Mbah Kholil telah menyelamatkaannya saat akan tenggelam di laut. Ketika itu, perahu nelayan itu bocor di tengah laut. Padahal, waktu kejadian, Mbah Kholil menurut para santri sedang mengajar di pondok pesantren. Jadi, Mbah Kholil kala itu bisa mengerjakan dua hal sekaligus: mengajar dan menyelamatkan nelayan di tengah laut. Subhanallah. Cerita ini dikisahkan oleh KH. Ghozi, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Cerita lain lagi: di kala warga kampung resah karena timun-timunnya di sawah tiap malam dicuri, mereka sowan ke Mbah Kholil. Kebetulan saat petani timun ini sowan, Mbah Kholil sedang mengajar Nahwu santri-santrinya, menerangkan pasal Qoma Zaidun.
Petani timun itu bilang kepada Mbah Kholil: "Yai, timun saya di sawah tiap malam dicuri orang. Saya minta ijazah untuk penangkalnya."Mbah Kholil bilang: "Ya, baca Qoma Zaidun ini." Lantas petani ini mengamalkan ijazah sederhana dari Mbah Kholil itu. Dan, keesokan harinya, ketika petani pergi ke sawah, ternyata para pencuri timun itu ditemukan dalm kondisi tidak bisa melangkah dan duduk, diam, tak bisa bergerak. Hanya karena karomah Qoma Zaidun dari Mbah Kholil. Subhanallah. [ab]
