ISIS Buatan Amerika Tapi Anggotanya Muslim
Cari Berita

Advertisement

ISIS Buatan Amerika Tapi Anggotanya Muslim

Senin, 23 November 2015
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Dua jari Hillary Clinton
Oleh Dina Yoelianti Sulaeman

DutaIslam.Com - ISIS buatan Amerika? Ya, ISIS adalah “keturunan” Al Qaida, dan mantan Menlu AS Hillary Clinton sudah mengakui Amerika-lah dulu mendanai berdirinya Al Qaida (pengakuan sudah ada video yang banyak disahre di Yete). (Baca: Keberadaan ISIS Mengancam NKRI. Harus Dilawan)

Untuk yang kurang paham Bahasa Inggris, ini terjemahan kata-kata Hillary: "Ketika Uni Soviet menginvasi Afghanistan, kita memiliki ide brilian, kita datang ke Pakistan dan membentuk mujahidin untuk memerangi Soviet. Dan kita sukses, Soviet pergi dari Afghanistan, dan kita berkata "Selamat Tinggal", kita tinggalkan orang-orang fanatik di Afghanistan dan Pakistan, dengan persenjataan lengkap, dan menciptakan kekacauan yang saat itu tidak kita prediksikan. Kita terlalu senang Soviet bisa dikalahkan. Jadi orang-orang yang kita perangi hari ini adalah mereka yang kita support dulu."

Pertanyaan besarnya, yang jadi anggota Al Qaida dan ISIS itu siapa? Muslim atau bukan? Mungkin saja pentolannya bukan muslim (ini belum terbukti, masih "katanya"). Tapi yang mati bunuh diri dengan bom, jelas muslim, yang berkeyakinan akan mati syahid. Yang berbondong-bondong jihad ke Suriah (termasuk orang Indonesia) pun adalah muslim.

Lalu bagaimana bisa kita bilang "Jangan kaitkan ISIS dengan Islam"? Justru di sini titik krusialnya. Anggota ISIS itu muslim, tapi memiliki ideologi yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Ideologi ini bernama wahabisme. Wahabisme sangat mudah menjatuhkan vonis kafir pada orang lain, sesama Muslim (apalagi yang jelas non muslim).

Sangat mungkin ideologi ini menyebar di tengah kita tanpa nama, atau dengan berbagai nama lain. Tapi ciri-cirinya jelas, yakni mudah mengafirkan orang lain, menumpuk kebencian kepada orang kafir, dan menganggap pembunuhan terhadap orang kafir sebagai jihad.

Lalu melawannya bagaimana? Mulai dari diri sendiri. Stop mengkafir-kafirkan orang lain. Jangan menyebar fitnah dan hasutan. Anda mungkin baik hati dan tidak akan membunuh siapapun. Tapi, jangan kira kebencian yang Anda sebarkan itu tidak memunculkan efek pada anak-anak muda yang labil, yang kemudian dibutakan oleh kebencian dan melakukan aksi-aksi nekad atas nama Islam.

Puluhan ribu muslimin dari 80-an negara sudah berdatangan untuk jihad ke Suriah, sebagai hasil kebencian yang disebarluaskan melalui internet. Bayangkan kalau target mereka berikutnya adalah jihad di Indonesia.

Mudah-mudahan kali ini jelas. Sungguh tak mudah menjelaskan konflik Timteng dalam kalimat yang singkat. [dutaislam.com/ ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB