Jajaran polisi saat berfoto bersama dengan keluarganya yang pakai cadar. Foto: istimewa |
Pasalnya, sejak tahun 2004 HTI sudah menargetkan jumlah perwira tinggi dan menengah di TNI-Polri yang hendak didekati dan diinfiltrasi. "Kekuatan senjata yang dimiliki TNI dan Polri jadi incaran setiap kelompok untuk mendominasi, termasuk HTI," ungkap Ayik kepada Dutaislam.com, Selasa (21/08/2018) pagi, di Bandung.
Kata Kang Ayik, sejak 2010 HTI sudah mulai intensif mendekati TNI-Polri. Bukan hanya HTI, kelompok radikal Jamaah Tabligh (JT) juga melakukan hal yang sama. "Jamaah Tabligh yang paling diterima oleh Polri," terangnya.
Baca tentang sejarah Jamaah Tabligh:
- Sejarah dan Pemahaman Jamaah Tabligh
- [Dialog] Kiai Kudus yang Niat Hebat Ingin Men-Jaulahkan NU
- Jama'ah Tabligh (Jaulah) Pecah Kongsi, Ini Kelompok-kelompoknya
- Blak-Blakan Soal Jaulah atau Jamaah Tabligh
Polda Babel pernah mengirim anggotanya, -termasuk Brimob,- untuk khuruj (keluar) bersama Jama'ah Tabligh. "Rombongan khuruj dari Polda diantar dengan bus Polda. Beberapa Jenderal Polri sudah pernah khuruj bersama Jama'ah Tabligh." tandas Ayik.
Ayik berkesimpulan bahwa gerakan kelompok afiliasi radikalis (Al Qaeda, HTI dan ISIS) itu laiknya lempeng bumi, yang tak terlihat dan tak terasa. "Tapi akan menimbulkan gempa politik jika sudah tiba waktunya," imbuhnya.
Yang jadi pertanyaan, apakah selama ini NU tidak cukup bagi Polri sehingga mereka masih bersama minhum (mereka)? Demikian tanya Kang Ayik. [dutaislam.com/ab]
Baca: Bantu 'TK Pawai Replika Senjata' 25 Juta, Netizen Ramai Mention Jokowi Minta Mendikbud Dipecat