Gus Nadir: Cuma Buzzer dan Perusuh yang Tidak Suka Jokowi-Prabowo Pelukan
Cari Berita

Advertisement

Gus Nadir: Cuma Buzzer dan Perusuh yang Tidak Suka Jokowi-Prabowo Pelukan

Duta Islam #02
Kamis, 30 Agustus 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Momen Jokowi dan Prabowo berpelukan. (Foto: istimewa)
DutaIslam.Com - Momen berpelukan antara Jokowi dan Prabowo di Asian Games 2018 menuai apresiasi dari berbagai pihak. Meski begitu, ada saja orang yang masih tidak suka dengan momen langka tersebut di media sosial.

Rois Syuriah PCI NU Australia-New Zealand Prof Nadirsyah Hosen menilai, orang-orang yang tidak suka tersebut tidak lain merupakan para buzzer dan perusuh.

"Cuma buzzer dan perusuh yg tdk suka Jokowi Prabowo berpelukan. Gak punya nurani. Mereka tdk ingin melihat Indonesia damai barang sejenak," tulis Gus Nadir melalui akun twitternya @na_dirs, Kamis (30/08/2018).

Gus Nadir mengatakan, pelukan tersebut telah menurunkan tensi politik. "Tapi buat yg lain mgk ini menurunkan pendapatan buzzer dan membuat perusuh kehilangan panggung!," tandasnya.

Menurutnya, momen Jokowi Prabowo kompak di publik ini tidak menghilangkan kompetisi di antara mereka di Pilpres nanti. "Tp sbg anak bangsa kita berharap spirit kekompakan dan sportivitas ini terus dijaga agar Pilpres berjalan dg damai," harap Gus Nadir.

Lebih lanjut Gus Nadir menjelaskan, terbelahnya bangsa sejak 2014 ke dalam dua kubu Jokowi Prabowo ini berpotensi menimbulkan kekacauan. Oleh sebab itu, kata Gus Nadir, semua elemen bangsa harus terlibat menjaga perdamaian.

"Ini bukan masalah remeh temeh. Ini masalah besar utk kelangsungan demokrasi kita. Ini arti penting kompaknya mrk berdua," tandasnya.

"Ada waktunya berpelukan. Ada waktunya berdebat. Ada saatnya kampanye dan memilih kelak. Pilpres harus dimaknai sbg proses pendewasaan bangsa ini dalam berdemokrasi, bukan sekadar event kompetisi rutin 5 tahunan," imbuh Gus Nadir. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB