 |
| Khadim di Yayasan Pendidikan Islam Ar-Raudlah Sidadung Malang Kiai Abdul Hayi Rosyid (kiri). Foto: Istimewa. |
Bahkan, sebagian alumni aksi 212 telah memilih selesai sejak aksi tersebut. Selanjutnya, mereka tak mau mengakui dirinya sebagai kelompok Alumni 212 yang kini bergerak di politik praktis.
Khadim di Yayasan Pendidikan Islam Ar-Raudlah Sidadung Malang Kiai Abdul Hayi Rosyid menegaskan tak mau diklaim sebagai kelompok Alumni 212. Walaupun pada 2016 lalu ikut aksi bela Al-Qur’an.
Dia mengatakan, aksinya saat itu murni membela Al-Qur’an. Dia tak mau dianggap sebagai alumni yang mau dibawa kemana saja. Khususnya ke ranah politik yang saat ini dilakukan oleh pentolan Alumni 212.
Kiai Hayi juga menegaskan, dirinya bukan PKS dan anti HTI serta anti khilafah. Kiai Hayi masih setia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Waktu itu, terdorong dan tergerak murni karena Al Qur'an, saya ikut aksi 212.Saya bukan PKS, anti HTI, dan anti Khilafah. NKRI harga mati. Mungkin banyak sekali jutaan orang seperti saya yang ikut aksi tersebut. Dan semua yg ikut aksi diklaim sebagai kelompok khusus yang pasti kompak ikut dibawa ke mana saja. Oh tidak....dan pada momen ramai pilihan Capres 2019, secara pribadi sebagai hak demokrasi. Saya mendukung #SALAM DUA PERIODE,” kata Kiai Hayi melalui akun Faceboonya, Sabtu (18/08/2018).
Kiai Hayi juga memosting foto waktu berada di Jakarta mengikuti aksi 212. Kiai Hayi telah memilih jalannya.
“Sahabat, saudara, teman, yang berbeda pilihan dengan saya ya silahkan saja,” katanya lagi. [dutaislam.com/pin]
