Benarkah Nabi Dulu Pernah Sesat?
Cari Berita

Advertisement

Benarkah Nabi Dulu Pernah Sesat?

Kamis, 09 Agustus 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - "Ustadz Hijrah" (informasinya, sudah minta maaf) ini bukan yang pertama kali menyatakan demikian. Di video yang tersebar dia sempat menanyakan kepada ustadz di sebelahnya yang menegaskan bahwa makna 'Dlaallan' adalah sesat, berarti Nabi pernah menjadi sesat.

Dan jauh sebelumnya sudah ada Ust Mahrus Ali yang mengaku Mantan Kyai NU, juga menulis di salah satu bukunya yang menggugat Amaliah NU bahwa Nabi dulunya juga sesat. Na'udzu Billah, semoga kita dijauhkan dari keyakinan seperti itu.

Ada dua dalil yang disampaikan oleh mereka. Dalil pertama: "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk." (Ađ-Đuĥaá: 7)

Dalil kedua: "Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Ash-Shūraá: 52)

Jawaban dalil pertama

- Penafsiran Sahabat yang digelari Turjuman (interpretator) Al-Quran, Ibnu Abbas

ﻭﺃﺧﺮﺝ اﺑﻦ ﻣﺮﺩﻭﻳﻪ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ: {ﻭﻭﺟﺪﻙ ﺿﺎﻻ ﻓﻬﺪﻯ}

Ibnu Marduwaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ketika menafsirkan firman Allah yang artinya: "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk." (Ađ-Đuĥaá: 7)

ﻗﺎﻝ: ﻭﺟﺪﻙ ﺑﻴﻦ ﺿﺎﻟﻴﻦ ﻓﺎﺳﺘﻨﻘﺬﻙ ﻣﻦ ﺿﻼﻟﺘﻬﻢ

Ibnu Abbas berkata: "Allah menemukanmu diantara orang-orang yang sesat (Jahiliah), lalu Allah menyelamatkanmu dari kesesatan mereka" (Al-Hafidz As-Suyuthi, Ad-Durr Al-Mantsur 8/544)

- Penafsiran Ulama Ahli Tafsir

ﻭﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ: ﻭﻭﺟﺪﻙ ﺿﺎﻻ ﺃﻱ ﻓﻲ ﻗﻮﻡ ﺿﻼﻝ، ﻓﻬﺪاﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺑﻚ. ﻫﺬا ﻗﻮﻝ اﻟﻜﻠﺒﻲ ﻭاﻟﻔﺮاء. ﻭﻋﻦ اﻟﺴﺪﻱ ﻧﺤﻮﻩ، ﺃﻱ ﻭﻭﺟﺪ ﻗﻮﻣﻚ ﻓﻲ ﺿﻼﻝ، ﻓﻬﺪاﻙ ﺇﻟﻰ ﺇﺭﺷﺎﺩﻫﻢ.

Sebagian ulama berkata:  "Yang dimaksud adalah Allah menemukanmu diantara umat yang tersesat lalu Allah memberi petunjuk kepada mereka denganmu". Ini adalah pendapat Al-Kulabi, Al-Farra' dan As-Suddi. Yakni Allah menemukan kaummu dalam kesesatan, lalu memberi petunjuk kepadamu agar membimbing mereka"
(Tafsir Al-Qurthubi 20/97)


Jawaban untuk dalil kedua:

ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻓﻲ اﻟﺪﻻﺋﻞ ﻭاﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﻴﻞ ﻟﻠﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻫﻞ ﻋﺒﺪﺕ ﻭﺛﻨﺎ ﻗﻂ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﻗﺎﻟﻮا: ﻓﻬﻞ ﺷﺮﺑﺖ ﺧﻤﺮا ﻗﻂ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﻭﻣﺎ ﺯﻟﺖ ﺃﻋﺮﻑ اﻟﺬﻱ ﻫﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻔﺮ (ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺃﺩﺭﻱ ﻣﺎ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﻻ اﻹﻳﻤﺎﻥ) ﻭﺑﺬﻟﻚ ﻧﺰﻝ اﻟﻘﺮﺁﻥ (ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺗﺪﺭﻱ ﻣﺎ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﻻ اﻹﻳﻤﺎﻥ)

Abu Nuaim meriwayatkan dalam kitab Ad-Dalail dan Ibnu Asakir dari Ali Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam pernah ditanya: "Apakah engkau pernah menyembah berhala?" Nabi menjawab: "Tidak". Mereka bertanya: "Pernahkah engkau minum khamr?" Nabi menjawab: "Tidak. Aku tidak pernah tahu (ikut) tentang kekufuran yang mereka lakukan. Dan aku belum tahu apa kitab dan iman". Lalu turun ayat: "Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu" [Asy-Syuraa 52]" (Tafsir Ad-Durr Al-Mantsur 7/367)

Mufti Al-Azhar, Mesir, menegaskan:

ﺇﺟﻤﺎﻉ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻠﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﺸﺮﻙ ﻣﺴﺘﺤﻴﻞ ﻋﻠﻰ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻗﺒﻞ اﻟﺒﻌﺜﺔ ﻭﺑﻌﺪﻫﺎ، ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻘﺼﻮﺩا ﻣﻦ اﻵﻳﺔ

Semua pengikut agama telah sepakat bahwa kesyirikan adalah mustahil bagi para Nabi, sebelum diangkat menjadi Nabi atau sesudahnya. Maka tidak benar jika 'sesat' adalah tafsiran dari ayat ini (Adl-Dluha 7)" (Fatawa Al-Azhar 8/197)

Penutup:
Sebenarnya ada dua tema yang akan diserang oleh ustadz ini, yaitu melarang Maulid Nabi sekaligus meyakini Nabi pernah sesat sebelum menjadi Nabi. Namun sayang dalilnya dusta semua.

Saya tidak pernah mencegah dakwah para ustadz hasil produk kilat 'hijrah' ini. Tapi tolong jangan pernah bicara dalil dan istinbath dari dalil, karena belum cukup umur. [dutaislam.com/ab]

Ma'ruf Khozin,
Pengasuh Rubrik Kajian Aswaja Majalah NU Aula

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB