Penuh Syahwat, Felix Ngelantur Tafsirkan Islam Nusantara
Cari Berita

Advertisement

Penuh Syahwat, Felix Ngelantur Tafsirkan Islam Nusantara

Duta Islam #03
Minggu, 15 Juli 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Felix Siauw Ngelantur Tafsirkan Islam Nusantara. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com – Ustadz Felix Siauw kembali menabuh genderang perlawanan. Kini ia menyerang gagasan Islam Nusantara. Tetapi tafsir Felix penuh syahwat kemarahan. Tak intelek dan seenaknya sendiri melempar tuduhan.

Tafsir Felix atas Islam Nusantara diposting di akun Facebooknya, Ahad (15/07/2018) malam. Judulnya “Tentang Islam Nusantara". Ia menuduh Islam Nusantara ditujukan untuk menajamkan perbedaan.

“Kita juga tak menafikkan, Islam pun punya ekspresi Nusantara, yang tak ditemukan di tempat lain seperti songkok, halal bi halal, lebaran anak yatim, atau ekspresi lainnya. Tapi ide "Islam Nusantara" bukan ekspresi Islam di Nusantara, ide ini ditujukan justru untuk menajamkan perbedaan. Seolah punya definisi sendiri yang berbeda dengan yang lain,” tulis Felix.

Felix juga menuding Islam Nusantara bagian dari narasi yang diusung oleh rezim Joko Widodo. Islam Nusantara menurut Felix tak punya maksud baik. Islam Nusantara disebutnya bagian dari de-islamisasi. Ngawur kan?

“Sejatinya ide "Islam Nusantara" ini adalah bagian dari narasi deradikalisasi yang diusung rezim, yang sebenarnya adalah de-Islamisasi. Dan ini tentu bukan maksud yang baik,” katanya.

Selian itu, Felix juga menyamakan Islam Nusantara dengan Islam liberal. Islam Nusantara dianggapnya hanya berganti nama saja dari Islam liberal yang dicirikan sebagai pro rezim dan penghina ulama. Pengusung Islam Nusantara disebut ramah pada penjajah dan kasar kepada Umat Islam.

“Jadi bisa kita katakan, tak ada bedanya ide Islam Liberal dengan Islam Nusantara, hanya berganti nama saja, pemainnya sama, sutradaranya sama, efeknya juga sama. Pro penista agama, penghina ulama, semua berlindung di balik ide "Islam Nusantara", yakni yang ramah pada penjajah, tapi sangat kasar pada sesama penganut Muslim,” katanya.


Yang lebih parah, pengusung Islam Nusantara oleh Felix dituduh hanya mengatur Islam berdasarkan nafsu.

“Intinya, mereka ingin mengatur Islam sekehendak nafsu mereka, mereka ingin agar Islam itu mengikut pada syahwat mereka. Untuk melegitimasinya, itulah ide Islam Nusantara,” tulis Felix.

Berikut tulisan lengkap Felix tentang Islam Nusantara:

Sate Buntel, Sate Klathak, Nasi Liwet, Nasi Gudeg, Nasi Gandul, Pindang Tulang, Nasi Padang, semua Kuliner Nusantara, sebab ia khas Nusantara

Kita juga tak menafikkan, Islam pun punya ekspresi Nusantara, yang tak ditemukan di tempat lain seperti songkok, halal bi halal, lebaran anak yatim, atau ekspresi lainnya

Tapi ide "Islam Nusantara" bukan ekspresi Islam di Nusantara, ide ini ditujukan justru untuk menajamkan perbedaan. Seolah punya definisi sendiri yang berbeda dengan yang lain

Lebih parah lagi, Islam Nusantara ini dijadikan alat untuk menjelek-jelekkan yang mereka tuduh sebagai Islam Arab yang dianggap tak ramah, penuh peperangan, dan intoleransi

Sejatinya ide "Islam Nusantara" ini adalah bagian dari narasi deradikalisasi yang diusung rezim, yang sebenarnya adalah de-Islamisasi. Dan ini tentu bukan maksud yang baik

Jadi siapapun yang dianggap anti pada penguasa saat ini, disebut "Islam Radikal", sementara yang pro penguasa dan pro penista agama, dilabeli "Islam Nusantara", begitu

Kalau kita lebih jeli, perhatikan dulu yang mengusung "Islam Liberal", setelah tak laku dengan ide itu, maka sekarang semuanya jadi pengasong ide Islam Nusantara

Jadi bisa kita katakan, tak ada bedanya ide Islam Liberal dengan Islam Nusantara, hanya berganti nama saja, pemainnya sama, sutradaranya sama, efeknya juga sama

Pro penista agama, penghina ulama, semua berlindung di balik ide "Islam Nusantara", yakni yang ramah pada penjajah, tapi sangat kasar pada sesama penganut Muslim

Intinya, mereka ingin mengatur Islam sekehendak nafsu mereka, mereka ingin agar Islam itu mengikut pada syahwat mereka. Untuk melegitimasinya, itulah ide Islam Nusantara

Siapa pendukungnya? Ya yang itu-itu saja. Yang kemarin liberal, yang kemarin anti Aksi Bela Islam, yang pro-kaum-nabi-luth, yang pro penista agama, yang 2019 ingin berkuasa lagi

Andai itu hanya ekspresi Islam di Nusantara, saya sepakat. Tapi bila dijadikan ide "Islam Nusantara" ini justru untuk merasa lebih hebat dari Islam yang Rasul bawa, saya menolak tegas

Pahami saja, pembahasan yang tidak intelek dan hanya penuh hujatan [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB