Muhadharoh di Cianjur, FPI Setuju Islam Nusantara, Tapi Nyerang Kiai Said
Cari Berita

Advertisement

Muhadharoh di Cianjur, FPI Setuju Islam Nusantara, Tapi Nyerang Kiai Said

Duta Islam #03
Minggu, 29 Juli 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com – Forum silaturrahmi membahas Islam Nusantara digelar di rumah Pimpinan Banom NU Kampung Tegal Deukeut Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kota KH Cepy Hibbatullah, Sabtu (28/07/2018). 

Mudzakharah, Munadharah dan Mutharahah dihadiri antara lain ulama muda dari Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Ketua Pimpinan Cabang (PC) Majlis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Cianjur yakni KH. Cepy Hibbatullah, dan Ustad Salman Al Farisi. Selain itu ada Habib Hud sebagai Ketua Front Pembela Islam Cianjur serta Habib Hanif bin Habib Abdurrahman Al-Athos.

Mudzakharah, Munadharah dan Mutharahah sendiri berarti forum saling mengingatkan, beradu pandangan dan berdiskusi dengaakhlak dasar saling ada ke insyafan dari kedua belah pihak

Ustad Abdul Muin Al Qudsi, pimpinan Ponpes Al Musyarofah Warungkondang menerangkan, acara ini begitu memgema gaungnya walaupun hanya sebentar sosialisasinya. Tidak kurang dari 2000 peserta yang datang dari berbagai Pondok Pesantren (Ponpes) baik dari Cianjur, Garut, Banjar, Banten dan daerah lainnya. Begitu juga tidak kurang 15 Habib yang menyempatkan hadir di acara tersebut.

“Pihak keamanan dari Polres dan TNI juga hadir disini,” ucapnya.

Pembicara pertama Ustad Salman Alfarisi. Dia menjelaskan Islam Nusantara yang nasionalis, pertama kali digagas oleh Hadratusyaikh Hasyim Asyari dengan slogan Hubbul Wathon Minal Iman. Selain itu, Islam Nusantara juga sebagai benteng dari adat istiadat atau budaya lokal Indonesia yang tidak bertentangan dengan inti ajaran Islam.

“Nah itulah wajah Islam Nusantara yang ramah tatanan sosial budaya lokal,” jelasnya.

Setelah itu, giliran tuan rumah KH. Cepy Hibbatullah, dia menerangkan secara kebahasaan Islam Nusantara. Menurutnya Islam Nusantara sudah tercipta sejak tahun 1959 atas nama Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.

“Uninus Itu secara penamaan yah. Sedangkan yang digaungkan sekarang Islam Nusantara dari PBNU,” katanya.

Dari FPI Hanif bin Habib Abdurrahman Al Athos mengatakan, Islam Nusantara sebagaimana NU yang digagas Hadratusyeikh Hasyim Asyari adalah Islam khas Indonesia yang anti Wahabi, anti Shiah ataupun anti Liberal.

“Bukannya anti Arab. Saya setuju ini,” ucapnya.

Namun katanya, kata Habib Hanif, realita sekarang Islam Nusantara banyak disikapi menjadi Islam yang anti Arab. Dia mengambil contoh pidato KH. Said Aqil Siraj. Kemudian dirinya memutarkan potongan video tentang KH. Said dan potongan video KH. Yahya Cholil Staquf yang digambarkan anti jenggot, anti cadar dan statemen-statemen lainnya.

Pemaparan Habib Hanif tidak mau dipotong oleh moderator, yakni 10 menit sebagaimana ditentukan. Dia berdalih, jauh-jauh datang dari Jakarta ingin bicara panjang lebar. Acara Mudzakharah Munadharah dan Mutharahah pun berubah menjadi ceramah pribadi yang terfokus menyerang KH. Said Aqil Shiraj.

“Praktek Islam Nusantara bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh pengurus utama di PBNUnya,” tukas Habib Hanif ditengah-tengah ceramahnya.

Para peserta yang hadir dilokasi pun merasa kecewa. Kondisi tersebut dinilai keluar dari agenda utama pembahasan, yakni Islam Nusantara.

“Moderatornya harus tegas. Terlalu lama itu bicaranya dan keluar fokus pembicaraan lagi. Bukannya bahas Islam Nusantara lebih rinci, tapi malah terus memutar potongan video dan menyerang KH. Said aqil Shiraj,“ begitu gerutu beberapa peserta dan pemirsa.

KH. Cepy Hibbatullah sebagai tuan rumah sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena adab atau akhlak sebagai pemateri tetap wajib mengandalkan kewajaran lajunya acara oleh moderator.

“Sudah, siapkan saja makanan sebelum pada pulang,” ucapnya via aplikasi WA dengan tetap tenang.

Menjelang acara benar-benar mau berakhir, Ketua FPI Cianjur Habib Hud berpesan, agar semua pihak menghentikan ungkapan-ungkapan yang tidak pantas kepada ke dua pimpinan utama Ormas Islam baik itu NU maupun FPI. Dirinya mengingatkan bahwa keduanya adalah Islam dengan faham Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Mudah-mudahan NU dan Islam bisa berjaya di negara ini,” pungkas Habib Hud yang dibarengi dengan doa tutupnya. [dutaislam.com/ruslan/pin]

source: islamperes.com

Baca: Difitnah, PW Ansor Kepri Bantah Banser Ikut Terlibat Penghadangan Neno Warisman


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB