Kesombongan Teologis Tuduhan Belum Islam Kaffah oleh Kelompok Kalah Pilkada
Cari Berita

Advertisement

Kesombongan Teologis Tuduhan Belum Islam Kaffah oleh Kelompok Kalah Pilkada

Duta Islam #03
Jumat, 06 Juli 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kalah Pilkada masyarakat dituduh belum Islam Kaffah. Foto: Istimewa. 
DutaIslam.Com - NU Online mewawancarai Direktur Said Aqil Siroj Institute M. Imdadun Rahmat di PBNU, Jumat (29/06/2018) terkait pengaitan agama dengan Pilkada yang terjadi belakangan ini. Satu diantaranya, munculnya tuduhan masyarakat belum berislam secara kaffah oleh kader atau simpatisan partai.

M. Imdadun Rahmat mengkritik hal tersebut karena dua kesalahan. Pertama, bahwa klaim seperti itu adalah arogansi teologis, arogansi keagamaan masih diidap oleh kelompok itu. Ada klaim hanya mereka sendiri Islam kaffah, yang sempurna agamanya.

Arogansi seperti ini menunjukkan ada unsur kuat menuju radikalisme. Karena salah satu elemen penting dalam radikalisme agama klaim mutlak hanya dirinya yang benar, yang lain salah.

“Kita prihatin dengan fenomena ini karena klaim kebenaran mutlak satu kelompok dan menyalahkan tidak sempurna keimanan menjadi potensi pertentangan antarkelompok, kebencian kelompok dengan kelompok lain. Dengan demikian ukhuwah islamiyah tidak akan tercapai kalau arogansi seperti ini masih ada,” katanya.

Kedua, klaim spserti ini kontraproduktif dengan kelompok tersebut yang menyatakan partai dakwah. Kalau partai tersebut partai dakwah, mereka menderita kerugian sekaligus. Sebagai parpol, dia akan menjauhkan konstituen massa mengambang karena melebarkan bibit jarak di saat sama mempersempit konstituen yang lain. Sebagai partai, dia akan kehilangan vootersnya. 

“Hal penting diingat karena di indonesia massa mengambang jumlahnya banyak. Massa ini akan berhasil ditarik kalau terpikat. Kalau dicaci maki dan dijelek-jelekkan, secara rasional akan menjauh. Partai ini akan rugi dari ceruk swings vooter itu,” jelas Imdadun.

Dari sisi gerakan dakwah, lanjut Imdadun, kontraproduktif dengan metode dakwah yang benar karena dakwah yang benar mencari simpati dan menambah kawan. Bukan penghakiman tidak kaffah, tidak sempurna, libaral. Justru itu akan membuat objek dakwah untuk Islam yang lebih baik itu, akan lari. Tidak cocok dengan prinsip dan metode yang benar dalam berdakwah.

“Kita prihatin dengan maraknya statement seperti itu karena efeknya bahaya, karena mengobarkan kebencian kepada sesama Muslim dan potensial memunculkan konflik,” katanya [dutaislam.com/pin]

Baca: Miris, PKS Kalah di Pilgub Jawa, Masyarakat Dituduh Belum Islam Kaffah


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB