Islam Nusantara Makin Moncer, Ulama Afrika dan Asia Ziarahi Walisongo
Cari Berita

Advertisement

Islam Nusantara Makin Moncer, Ulama Afrika dan Asia Ziarahi Walisongo

Duta Islam #02
Minggu, 22 Juli 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Anggota Jamaah Toriqoh Qodiriyyah dari berbagai negara yang tergabung dalam Komuniti Embara, berfoto bersama di depan gapura komplek Makam Syekh Jumadil Kubro, Tralaya, Mojokerto.
DutaIslam.Com - Semakin moncernya Islam Nusantara, membuat kaum muslim luar negeri tertarik mengunjungi Indonesia. Mereka ingin belajar sejarah tentang bagaimana Islam masuk Nusantara dan meninggalkan nilai-nilai rohmah yang bertahan sampai kini. Bahkan sekarang menjadi inspirasi bagi dunia.

Sebanyak 76 intelektual muslim pengikut Toriqoh Qodiriyyah dari berbagai negara di Asia maupun Afrika dipimpin mursyidnya, Syekh Sayyid Muhamad al-Jilani asal Gambia, nengadakan program lawatan enam hari ke makam Walisongo di Jawa.

Dimulai Sabtu (21/07/2018) pagi kemarin, rombongan jamaah bernama Embara (bermakna pergi ke mana-mana) ini mengunjungi makam Syekh Jumadil Kubro di kompleks petilasan Kerajaan Majapahit, Tralaya, Mojokerto.

Didampingi wakil sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr Pengurus Wilayah Nahdlatul Jawa Tengah (LTN PWNU Jateng) Mohammad Ichwan, Sayyid Muhamad al-Jilani dan jamaahnya bertanya jawab tenteng sohibul maqam.

Dibantu penerjemah Doktor Nani dari Singapura, Ichwan menerangkan sekelumit tentang Syekh Jumadil Kubro dari berbagai buku/kitab referensi.

"Syekh Jumadil Kubro atau Maulana Jamaludin Husain al-Akbar terkenal dengan pendekatannya kepada rakyat kecil. Beliau mandakwahkan Islam dengan bahasa lokal (Jawa) penuh kasih sayang. Rakyat merasa senang diperlakukan sama sebagai umat, tidak ada lagi kasta," kata Ichwan.

Sayyid Muhammad Aljilani mengaku terkesan dengan eloknya makam masih terjaga lingkungan aslinya berornamen simbol-simbol Majapahit. Dia senang mengetahui bahwa Syekh Jumadil Kubro adalah dai yang berhasil mengislamkan wilayah Asia Tenggara lalu menetap dan wafat di Jawa.

"Subhanallah. Sungguh elok kisah dakwah auliya dan peninggalannya. Saya senang bisa melawat di makam wali. Mari tabarruka. Mari kita menebar kasih sayang," tuturnya dalam Bahasa Arab maupun Inggris.

Sayyid Muhammad al-Jilani (tengah, memakai jaz) sedang berdoa di depan makam Syekh Jumadil Kubro bersama para murid toriqohnya (Qodiriyyah) yang tergabung dalam Komuniti Embara.
Lawatan selanjutnya ke makam Putri Campa, istri Prabu Brawijaya V, ibunda Raden Patah, tak jauh dari komplek makam Raja Hayam Wuruk.

Dipandu juru kunci Apandi (59), rombongan bertanya jawab tentang Princess of Champa bermama Jawa Darawati tersebut.

Rombongan dari Malaysia dan Singapura antusias berdiskusi tentang sejarah kerajaan Champa-Melayu dan hubungannya dengan muslim China di nusantara.

Puas berziarah hingga sore, diadakan diskusi ramah tamah di hotel Santila Gubeng malam harinya. Kali ini anggota jamaah menjadi dominan perempuan. Karena telah bergabung yang baru datang dari Sudan, Abu Dhabi, Suriah, Libanon, Pakistan, Sri Langka dan lainnya. [dutaislam.com/ichwan/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB