Puji Osama bin Laden dengan Puisi, Anis Matta (PKS) Terbukti Kampanyekan Terorisme
Cari Berita

Advertisement

Puji Osama bin Laden dengan Puisi, Anis Matta (PKS) Terbukti Kampanyekan Terorisme

Senin, 18 Juni 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Anis Matta, calon presiden 2019 pendukung gerakan terorisme global Osama. (Foto: situs anismatta).
DutaIslam.Com - Bukti bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat dekat dengan kampanye terorisme internasional sudah terdengar sejak lama. Manusia politik semacam Anis Matta misalnya, tidak sungkan memuji gerakan terorisme Osama bin Laden dalam bentuk puisi pada tahun 2001 lalu.

Anis Matta yang pernah menjabat sebagai Sekjend PKS tersebut tak punya rasa kasih (rahmah) kepada korban teror. Ia menulis puisi berjudul "Surat untuk Osama" dan "Jawaban Osama" karena ia percaya kalau Osama adalah teroris yang benar. Naudzubillah min dzalik.

Diketahui, Anis Matta menyusun puisi pujian ke Osama jauh sebelum tokoh teroris paling top se-jagad tersebut mati di Pakistan. Osama pun disebut sebagai mujahid yang dianggap membuka suara yang selama ini diam. Innalillah. 

Ironisnya, dua puisi itu tercatat pernah dibacakan di hadapan 7000 orang dalam acara Konser Amal "Indahnya Kebersamaan" dalam rangka Milad ke-11 Daarut Tauhid di Plenary Hall JHCC (Jakarta Hilton Convention Center), Jumat (12/10/2001). Simak puisi Anis Matta berikut:

"Surat Untuk Osama"

Osama,
Kamu tidak pernah bilang padaku
Kalau kamu mau meledakkan WTC dan Pentagon
Bush juga tidak punya bukti sampai sekarang
Jadi aku memilih percaya
Pada cinta yang terpancar
Di balik keteduhan matamu
Pada semangat pembelaan yang tersimpan
Di balik lebat janggutmu.

Osama,
Kamulah yang mengajar
Bangsa-bangsa yang bisu untuk bisa bicara
Maka mereka berteriak.

Kamulah yang menanam bibit-bibit keberanian,
Di ladang jiwa orang-orang penakut
Maka mereka melawan.

Kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan,
Di renung kalbu orang-orang tertindas
Maka mereka berjuang.

Kamulah yang mengobarkan harapan di langit
Hati orang-orang terjaga
Maka mereka memberontak.

Osama...
Kamulah yang mengunci mulut bangsa-bangsa adidaya,
Supaya mereka terdiam
Maka mereka hanya bisa mengamuk.

Kamulah yang meruntuhkan keangkuhan
Dari jidat bangsa-bangsa arogan
Maka mereka terbungkam.

Kamulah yang merampas rasa aman
Dari jiwa bangsa-bangsa tirani
Maka mereka tak pernah bisa tidur nyenyak.

Kamulah yang merenggut selera hidup
Dari langit hati bangsa-bangsa makmur itu
Maka mereka tak lagi menikmati hidup.

Osama oh Osama... Osama oh Osama...
Mari kita nyanyikan lagu kemenangan
Bersama nurani anak-anak manusia
Yang telah menemukan kehidupannya.

Osama oh Osama... Osama oh Osama...
Mari kita senandungkan lagu keabadian
Bersama nurani anak-anak manusia
Yang merindukan taman surga.

Anis Matta Pendukung Teror Internasional


"Jawaban Osama"

Saudaraku,
Surat ini sudah kuterima
Aku baik-baik saja di sini
Aku masih minum teh di pagi hari
Dan menikmati sunset di sore hari
Aku juga masih mengendalikan bisnis
Dan mengontrol jaringan Al-Qaidah
Dari balik gua-gua Afghanistan.

Tenanglah saudaraku,
Karena jadwal kematianku
Tidak ditulis di Pentagon atau Gedung Putih.

Saudaraku,
Aku menonton aksi-aksi kalian di TV Al-Jazirah
Aku senang kalian mulai berani berbicara
Aku suka kalian sudah bisa bikin Bush marah-marah
Aku gembira kalian sudah bisa bilang tidak
Aku bahagia kalian mulai belajar jadi singa
Aku terharu kalian miskin-miskin tapi mau nyumbang...
Aku terheran-heran kalian kecil-kecil
Tapi mau jihad ke Afghanistan
Aku pikir kalian ini anak-anak ajaib.

Saudaraku aku mau buka rahasia sama kamu
Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa.

Kamu tahu nggak,
Kenapa orang-orang Taliban sayang sama aku
Kata mereka ternyata karena aku lucu
Bocah-bocah Afghan juga senang padaku
Kata mereka karena aku bawa mainan
Pesawat-pesawat Amerika untuk mereka
Para pemulung Afghanistan juga suka padaku
Kata mereka karena roda-roda lama mereka itu
Bisa jadi besi tua yang laris.

Orang-orang Amerika itu terlalu serius
Padahal kita cuma sedang bermain di halaman surga.

Saudaraku,
Kalau nanti Allah memilihku jadi syahid
Utusanku akan datang menemuimu
Membawa sebuah pundi kecil
Itulah darahku,
Siramlah taman jihad di Ambon, di Ternate dan Poso
Tapi kalau aku bisa mengubur keangkuhan Amerika di sini
Aku akan datang ke Indonesia
Kamu tahu apa yang akan aku lakukan
Aku hanya mau investasi di negerimu.

Andai saja Anis Matta mau membacakan puisi di atas, di tahun 2018 setelah Hizbut Tahrir dibubarkan pemerintah dan negara-negara lainnya, apakah PKS tidak bisa disebut sebagai pendukung gerakan terorisme? Tanyakan pada rumput yang belepotan. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB