Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwachid. (Foto: Istimewa) |
Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur menolak penggunaan terminologi "jihad" dan sejenisnya untuk kepentingan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme, yang mengatasnamakan Islam.
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur hari ini (Senin, 15/05/2018), mendirikan Posko Siaga dan Lapor Radikalisme dan Terorisme. Langkah ini dilakukan untuk menangkal gerakan radikal dan Teroris di Jawa Timur.
"Kami sudah menginstruksikan seluruh pengurus dan kader di daerah-daerah untuk mendirikan posko siaga terorisme," kata Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwachid, Senin siang (14/05/2018).
Rudi Menyampaikan, langkah Ansor atau Banser itu untuk menyikapi aksi teror Bom teroris dan kelompok radikal di Surabaya dan Sidoarjo, ini bentuk perang terbuka melawan jaringan teroris, khususnya di Jawa Timur.
“Posko Siaga dan Lapor ini bentuk sinergi dengan aparat demi ciptakan rasa aman dan damai di Jawa Timur,” ucap Rudi.
Posko Siaga dan Lapor dibuka, menurutnya berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat untuk menyampaikan informasi jika menemukan kegiatan dan pihak-pihak yang diindikasikan berhubungan dengan radikalisme dan terorisme serta aksi patroli langsung dilingkungan terdekat.
“Kami juga imbau kader Ansor atau Banser melakukan koordinasi dengan NU, TNI, Polri, dan instansi terkait di daerah untuk melakukan deteksi dini teroris,” terangnya.
“PW GP Ansor Jatim juga menyerukan bagi semua anak bangsa untuk Jihad Bersama Melawan Teroris, karena terorisme itu bukan ajaran Islam," pungkas Rudi. [dutaislam.com/gg]