Ketika Bertemu Wapres AS, PBNU Juga Minta AS Pikir Ulang soal Kedubesnya di Yerusalem
Cari Berita

Advertisement

Ketika Bertemu Wapres AS, PBNU Juga Minta AS Pikir Ulang soal Kedubesnya di Yerusalem

Duta Islam #02
Selasa, 22 Mei 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Wapres AS Mike Pence. (Foto: Twitter @VP)
DutaIslam.Com - Ketika Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau yang akrab dipanggil Gus Yahya bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence beberapa waktu lalu, Gus Yahya juga berdiplomasi soal sikap AS di Israel. Demikian disampaikan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini.

"Ya, jadi NU juga menyampaikan diplomasinya seperti disampaikan Pak Kiai Said soal Kedubes Amerika, misalnya Amerika Serikat juga jangan memperkeruh dengan memindahkan Kedubes ke Yerusalem, itu juga memancing gerakan radikalisme global," tutur Helmy sebagaimana dilansir detikcom, Senin (21/5/2018).

Helmy mengatakan, Mike Pence tak langsung menanggapi atas apa yang disampaikan Gus Yahya terkait Kantor Kedubes AS di Yerusalem. Tetapi pihaknya tetap mendengarkan masukan dari NU.

"(Pence) mendengar ya, intinya PBNU menjalankan diplomasi itu juga untuk AS juga harus bisa menahan diri," ujarnya.

"Kita ingin kesungguhan, kita berharap lebih jauh ya misal pertimbangkan ulang soal pemindahan kedubes," imbuh Helmy.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya juga menyampaikan kepada Mike Pence bahwa konflik antaragama yang terjadi di dunia ini bukan hanya persoalan dunia Islam saja, akan tetapi ini persoalan seluruh umat manusia yang harus diselesaikan bersama.

“Seluruh umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, harus bekerja sama untuk mencapai solusi dari masalah ini, karena ini adalah kepentingan dan tanggungjawab bersama seluruh umat manusia,” kata Gus Yahya, sebagaimana dilansir NU Online, Sabtu (19/05/2018).

Ia menjelaskan, kemerdekaan seseorang untuk memilih dan menjalankan agamanya harus dihormati dan dijamin agar nilai-nilai kemanusiaan tidak hilang. Di samping itu, hubungan antarpemeluk agama juga harus dibangun dengan baik.

“Setiap golongan mayoritas (agama) dimana pun harus melindungi minoritas, agar sesama pemeluk agama mereka yang hidup sebagai minoritas di belahan dunia lain juga mendapatkan perlindungan dari kelompok mayoritas di tempat mereka,” kata Gus Yahya. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB