 |
| Aksi Bela Pasetina di Monas, Jumat (11/05/2018) dihembuskan provokasi ganti presiden. Foto: detik.com. |
Hal ini dibuktikan dengan adanya provokasi ganti presiden yang juga berhembus dalam aksi tersebut.
"Jangan ngomong dua periode, 2019 ganti presiden betul? Takbir! Sudah cukup, FPI tinggal tunggu komando guru kita di Mekah kapan pulang," kata Waketum FPI Ja'far Shodiq saat orasi aksi jilid 115 ini.
Shodiq juga menuding pemerintah tidak ikut serta membela Palestina. Dia menyatakan, FPI dan ormas-ormas menunggu arahan Habieb Rizieq. Jika Pemerintah tak mau membela Palestina, maka umat Islam siap berperang.
"Kita buktikan sekarang, kita buktikan sekarang, kenapa? Karena konstitusi negara setiap penjajahan harus dihapuskan. Kalau Pemerintah kita tak mau ikut serta, kepada kita serahkan senjata kepada kita, serahkan senjata ke umat Islam," ujarnya sebagaimana dilansir dari detik.com.
Menanggapi hal itu, Intelektual Muda NU Mohammad Guntur Romli menyayangkan aksi tersebut. Menurutnya, tidak seharusnya aksi tersebut justru dijadikan kesempatan untuk politik di dalam negeri.
“Duh isu Palestina dipake buat kampanye Ganti Presiden, kasian rakyat Palestina, sudah dijajah Israel di sini dibuat dagangan politik,” ujar Guntur Romli, melalui akun Twitternya, Jumat (11/05/2018).
Guntur Romli juga menilai bahwa aksi Bela Palestina tidak murni sebagai rasa simpati dan dukungan terhadap Palestina. Sebaliknya, aksi tersebut hanya manipulasi politik di dalam negeri.
“Ngaku Aksi Bela Islam, Bela Ulama, Bela Palestina ternyata hanya manipulasi untuk isu Ganti Presiden,” katanya. [dutaislam.com/pin]
