Quraish Sihab: Islam Rahmat Jelas, Namun Kadang Tertutupi Ulah Pemeluknya
Cari Berita

Advertisement

Quraish Sihab: Islam Rahmat Jelas, Namun Kadang Tertutupi Ulah Pemeluknya

Duta Islam #03
Jumat, 20 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Prof. Dr. Quraish Sihab. Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - Tantangan yang dihadapi umat Islam tidak mudah. Umat Islam dituntut membumikan nilai-nilai Islam yang mencerminkan rahmat dan kasih sayang.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi semakin besar, karena umat Islam belum mampu mewujudkan ajaran tentang keramahtamahan dan kasih pada tataran praksis.

Ulama Tafsir Indonesia Quraish Sihab menegaskan, Islam sebagai rahmat tidak diragukan. Namun terkadang masih tertutupi ulah umat Islam sendiri.

“Islam sebagai rahmat atau kasih sayang itu jelas, namun terkadang tertutupi dengan ulah pemeluknya yang tidak mencerminkan nilai keislaman itu sendiri,” ungkap lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.

Menurut pengarang Tafsir Al Misbah ini, perlu ada terobosan serius untuk mengedepankan perdamaian dan menjauhi kekerasan.  Di samping itu, kedamaian harus dikedepankan dan diwujudkan dalam berbagai bidang, serta mengesampingkan jalan kekerasan.

“Karena itulah prinsip dasar Islam, cinta damai,” terangnya.

Untuk mencapai itu semua, menurut Quraish Shihab, diperlukan pemahaman yang bersifat komprehensif terhadap sumber ajaran Islam. Pasalnya tidak sedikit umat Islam yang dapat memahami rujukan sumber hukum yang otoritatif. Sehingga mereka hanya terfokus pada satu rujukan saja. Padahal sumber hukum dalam al-Quran mempunyai keterikatan antar ayatnya. Ada tahapan panjang untuk menentukan istinbath suatu hukum.

Quraish Sihab menuturkan, pemahaman terhadap sumber hukum yang sepotong–potong pasti rawan akan klaim sepihak pembenaran yang berimbas pada intoleransi terhadap kelompok yang berseberang paham. Hal ini yang ditakuti nantinya akan merusak citra Islam terhadap pihak luar. Sementara tantangan lain umat Islam, lanjut Sihab, umat Islam masih kerap mengabaikan ibadah sosial.

“Umat Muslim sekarang juga terkadang mengesampingkan ibadah sosial yang seharusnya dilakukan, seperti membantu orang lain. Banyak yang masih terpaku pada ibadah personal saja , namun acapkali meninggalkan ibadah sosial. Padahal ibadah sosial bisa jadi masanya lebih penting daripada ibadah personal. Hal itulah yang menjadi penghambat rahmat,“ ujar Quraish Shihab mengutip pendapat Muhammad Abduh.

Quraish Sihab menambahkan, salah satu bentuk hambatan dari memperoleh rahmat  yaitu bersikap radikal karena kurangnya ibadah sosial yang dijalankan.

“Orang yang shaleh secara personal harus juga bisa shaleh secara sosial,” pungkas mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.[dutaislam.com/pin]

source: islamramah.co

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB