Mauidhah Haflah Khatmil Qur'an: Ciri Orang Baik Itu Dekat dengan Al-Qur'an dan Ulama
Cari Berita

Advertisement

Mauidhah Haflah Khatmil Qur'an: Ciri Orang Baik Itu Dekat dengan Al-Qur'an dan Ulama

Duta Islam #02
Selasa, 24 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kiai Budi saat memberikan mauidhah kepada santri PP Al Badriyyah.
DutaIslam.Com - Indonesia merupakan bangsa bangsa yang beradab. Menjadi bangsa beradab itu harus mendekati cahaya. Barangsiapa dekat dengan cahaya ia akan tersinari. Demikian diungkapkan oleh KH Amin Maulana Budi Harjono saat memberikan mauidhah Haflah Khatmil Qur'an PP Al Badriyyah Suburan Mranggen Kabupaten Demak, Ahad (22/04/2018).

Dikatakan Kiai Budi, ibarat dekat dengan penjual minyak wangi kita akan mendapatkan harumnya. Begitulah jika kita ingin menjadi orang baik, harus selalu dekat dengan Al Qur’an ulama atapun kiai.

“Kita adalah bangsa yang beradab, bukan biadab. Seperti tangan difungsikan untuk memukul lawan itu namanya biadab, lain lagi dengan tangan yang digunakan untuk memukul rebana itulah beradab,” tuturnya dengan jenaka.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai asal Semarang ini juga berpesan agar tetap menjaga perdamaian Indonesia dan melestarikan ajaran nasionalisme yang telah ditanamkan oleh para pejuang bangsa. Menurutnya bangsa yang kuat adalah yang tidak melupakan akar sejarah.

"Kita harus bangga menjadi warga Indonesia, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan, kemanusiaan, dan perdamaian," tegasnya.

Lebih lanjut Kiai Budi mengatakan bahwa poros dan tonggaknya bangsa indonesia ini adalah pesantren. "Pesantren adalah lembaga pendidikan paling orisinil di Indonesia. semakin banyak anak-anak indonesia di pesantren maka akan semakin baik pula generasi bangsa ini,” ungkapnya dengan lantang.

Sementara itu, KH. Ali Syaerozi menjelaskan bahwa dunia ini adalah tempatnya masalah. Tujuan adanya masalah-masalah itu agar manusia semakin mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT dan berharap agar dapat menyelesaikan semua masalah.

“Maka, ciri orang yang sukses (penghuni surga) itu selalu murah senyum, berbicara sopan kepada orang lain, suka menolong (sedekah) dan hatinya selalu ingat dan taat kepada Allah SWT, “ terangnya.

Pada acara khotmil Qur'an di PP Al Badriyyah tersebut, hadir pula memberikan mauidhah hasanah, KH Ulin Nuha Arwani. Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ulin menegaskan betapa pentingnya bersyukur kepada Allah SWT.

Kiai Ulin menjelaskan, syukur adakalanya bil janan, syukur dalam hati. Artinya hati kita berkeyakinan dengan sesungguhnya bahwa yang kita terima itu merupakan murni fadlal, anugrah, bukan karena kepintaran dan kelincahan kita.

Dikatakan lebih lanjut, syukur bil arkan, yakni mensyukuri nikmat dengan anggota tubuh kita, baik lahir maupun batin. Semuanya kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Tangan kita terbiasakan untuk menolong siapa saja yang membutuhkan. Mulut memperbanyak baca shalawat, mata membaca al Qur'an, telinga mendengarkan al Qur'an, tangan membawa al Qur'an, menghormati Al Qur'an, tadabbur, memikirkan ayat-ayat yang dibaca.

"Hati menyerap beragam ilmu yang dipelajari dari sana. Sehingga semua anggota tubuh kita gunakan untuk beribadah. Dan ada syukur bil banca’an. Maksudnya, uang kita gunakan untuk sedekah, menolong kawan atau siapa saja yang membutuhkan harta kita," jelasnya. [dutaislam.com/benzab/hq/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB