Jawaban Logis Mahfud MD, Bantah Telak Istilah Partai Setan dan Partai Allah
Cari Berita

Advertisement

Jawaban Logis Mahfud MD, Bantah Telak Istilah Partai Setan dan Partai Allah

Duta Islam #03
Senin, 23 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Mahfud MD. Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - Istilah Partai Allah dan Partai setan yang digaungkan pertama kali oleh Amin Rais menuai reaksi dari masyarakat. Ada yang mendukungnya kemudian dijadikan senjata politik, ada yang menolaknya dan menganggapnya ngawur karena agama jadi alat politik.

Mahfud MD juga berkomentar atas pernyataan tokoh senior Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. Mahfud MD menolak adanya Partai Allah dan Partai Setan. Mahfud MD tak menggunakan dalil agama. Mantan Ketua MK tersebut hanya menggunakan fakta dan logika. Pernyataan Mahfud MD benar dan masuk akal.

Menurut Mahfud MD, tak ada istilah Partai Allah dan Partai Setan. Karena jika dilihat dari AD/ART partai semunya baik. Tidak ada partai yang ingin menderitakan rakyat. Namun, jika dilihat dari orang-orangnya, maka diparpol-parpol ada banyak koruptor. Walaupun itu yang disebut Partai Allah atau Partai Setan.  

"Jika dilihat dari tujuan formal dan AD/ART nya semua parpol itu baik. Mana ada parpol yang bertujuan menderitakan rakyat? Tapi kalau dilihat dari orang-orangnya, ya, banyak koruptor di parpol-parpol. Jadi tak ada itu Parpol Allah maupun Parpol Setan," tulis Mahfud MD melalui akun Twitternya, Senin (23/04/2018).

Kata "Hizb" dalam Al Qur'an Tak Ada Urusan dengan Politik
Dari sisi agama Dosen Monash University Law Shcool Australia sekaligus Rois Syuriah PCI NU Australia New Zeland Nadirsyah Hosen telah menjelaskan bahwa kata "Hizb" dalam Al Qur'an tidak ada urusannya dengan politik.

Gus Nadir menyampaikan penjelasan tersebut ketika mengkritik cuitan CEO AMI Group yang mengatakan bahwa Partai Setan parameternya sudah jelas di dalam Al Qur’an dan siapa yang mengingkarinya dianggap tidak beriman terhadap Al Qur’an.

Menurut Gus Nadir, kata “hizb” dalam Al Qur’an tidak ada urusannya dengan politik. Apalagi Pilpres. Karena pada jaman Nabi Muhammad belum ada partai politik.

"Jaman Nabi Muhammad belum ada parpol. Kata “hizb” di situ gak ada urusannya sama politik, apalagi pilpres," tulis Gus Nadir. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB