Hasan Chabibi Paparkan Tantangan Terbesar Arus Perkembangan Infrastruktur Digital dan Inovasi Teknologi
Cari Berita

Advertisement

Hasan Chabibi Paparkan Tantangan Terbesar Arus Perkembangan Infrastruktur Digital dan Inovasi Teknologi

Duta Islam #03
Senin, 30 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Diskusi Literasi Digital untuk Pemberdayaan Perempuan 'Girl Power, A Forum on Digital Literacy for Girls in the 21st Century", Jakarta (30/05/2018). Foto: Istimewa
DutaIslam.Com - Di tengah arus perkembangan infrastruktur digital dan inovasi teknologi, peran perempuan diharapkan sebagai agen perubahan sekaligus subyek untuk transformasi. Hal ini disampaikan pakar literasi digital dari Pustekkom Kemdikbud Hasan Chabibie dalam forum literasi digital di Jakarta, Senin (30/04/2018).

Hasan Chabibie mengungkap bagaimana pemerintah secara serius mendorong perbaikan infrastruktur digital. Namun, tantangan terbesar selanjutnya ialah pengembangan sumber daya manusia. Hasan juga melihat bagaimana tantangan pendidikan saat ini, khususnya di era Cyber.

"Anda bisa bayangkan hari ini, betapa kacaunya cara belajar anak-anak kita sekarang. Karena pikirannya sudah terpecah konsentrasinya dengan gadget. Ini tantangan besar kita sekarang," ungkap Hasan.

Lebih lanjut, Hasan Chabibie menjelaskan pentingnya peningkatan sumber daya di tengah inovasi digital.

"Tantangan saat ini, bagaimana infrastruktur digital itu bisa mendukung proses pendidikan anak di sekolah. Bagaimana inovasi digital mendorong transformasi pembelajaran, membentuk ekosistem pendidikan di sekolah," ungkapnya.

Pada proses pembelajaran, Hasan mendorong agar inovasi digital dan kemudahan akses informasi, dapat meningkatkan kreatifitas dalam proses belajar. Di sekolah-sekolah ini, dengan digital content mempermudah anak-anak atau siswa untuk belajar saat ini.

"Misalnya, ketika belajar matematika dan fisika, bisa lebih mudah atau tervisualisasi secara baik," terang Hasan.

Perkembangan teknologi saat ini menurut Hasan sudah melaju kencang dengan peran pemerintah dan pihak swasta. Namun, inovasi digital juga membawa sisi gelap, yang harus diantisipasi.

"Sekarang ini, ada yang hilang dalam dunia pembelajaran kita. Yakni, tentang adab. Di tengah laju kencang infrastruktur digital, akhlak dan adab siswa-siswa kita berkurang. Ini tidak mengenal gender, ini jadi tantangan bersama," ungkap penulis buku 'Literasi Digital untuk Transformasi Pendidikan dan Generasi Milenial (2017) ini.

Prof. Gati Gayatri dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)  mengungkapkan bagaimana pihaknya berkomitmen untuk mendukung ibu-ibu atau kelompok perempuan mempunyai keterampilan di bidang IT, misalnya skill untuk coding.

"Keterampilan ICT penting, karena pada masa depan, keterampilan ini sangat penting untuk karier maupun pengembangan diri. Bahkan, keterampilan bidang IT bisa mendukung keterampilan ibu-ibu dan remaja perempuan di bidang ekonomi digital," ungkap Gayatri.

Ciput Purwianti dari  KPP-PA mendorong perempuan menjadi penggerak di keluarganya.

"Sekarang ini perempuan dapat menjadi aktor. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, berupaya agara perempuan remaja dan ibu-ibu, bisa ikut berperan dalam era digital, terutama pada pengembangan skill dan e-commerce. Ini peluang bagi perempuan, untuk menjadi aktor, sebagai penggeraknya," jelas Purwianti.

Agenda Digital Literacy yang diselenggarakan Open Data Labs-ICT Watch, 'Girl Power: A Forum on Digital Literacy for Girls in the 21st Century" ini dinilai menjadi langkah penting untuk sinergi antar komunitas dan NGO di bidang digital. Kegiatan ini, diikuti oleh 30 NGO dan komunitas, yang bergerak di bidang inovasi digital dan pemberdayaan perempuan. [dutaislam.com/pin]


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB