Apa Saja Kaidah Asbabun Nuzul dan Bagaimana Penerapannya?
Cari Berita

Advertisement

Apa Saja Kaidah Asbabun Nuzul dan Bagaimana Penerapannya?

Duta Islam #05
Minggu, 08 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kaidah-kaidah asbabun nuzul
Asbanun nuzul ayat al-Qur'an tidak bisa dipahami secara sembarangan. Para ulama telah merumuskan dua kaidah asbabun nuzul untuk memahaminya yang hingga kini masih dipelajari dan diterapkan dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an.

Dutaislam.com - Umat muslim tidak bisa sembarangan memahami asbabun nuzul suatu ayat al-Quran. Sebab hal itu akan berpengaruh pada hasil pemahaman terhadapnya. Maka dari itu ulama telah menyepakati kaidah asbabun nuzul ayat al-Qur'an. Kaidah asbabun nuzul ini menjadi salah satu landasan dalam menentukan hukum dalam suatu ayat al-Qur'an.

Para ulama sepakat, terdapat dua kaidah asbabun nuzul. Kedua kaidah asbabun nuzul tersebut saling berlawanan dan digunakan sesuai dengan konteks ayat. Dua kaidah asbabun nuzul tersebut ialah:

1. العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب

Kaidah asbabun nuzul yang pertama ialah memahami ayat al-Qur'an berdasarkan lafadznya yang umum, bukan karena kekhususan sebab turunnya. Kaidah asbabun nuzul yang pertama ini, membuat ayat al-Qur'an berlaku secara umum. Serta bisa menjadi landasan hukum atas kejadian-kejadian serupa uang terjadi setelahnya.

Kaidah asbabun nuzul yang pertama ini membuat ayat al-Qur'an tidak terikat dengan pelaku kejadian yang melatarbelakangi penurunannya. Melainkan kaidah asbabun nuzul yang pertama ini berlaku kepada siapapun dan di manapun manusia berada selama masih berkorelasi dengan keumuman lafadz qayat tersebut. Kaidah asbabun nuzul yang pertama ini menegakan bahwa pengambilan hukum mengacu kepada keumuman lafadz al-Qur'an bukan pada kekhususan kejadian yang melatarbelakanginya. Menurut kaidah asbabun nuzul yang pertama ini, kejadian yang melatar belakangi turunnya ayat hanyalah isyarat.

2. اْلعِبْرَةُ بِخُصُوْصِ السَّبَبِ لَا بِعُمُوْمِ اللَّفْظِ

Kaidah asbabun nuzul yang kedua ialah memahami ayat al-Qur'an berdasarkan sebab-sebab penurunannya yang bersifat khusus, bukan lafadznya yang bersifat umum. Kaidah asbabun nuzul yang kedua ini berbanding terbalik dengan kaidah asbabun nuzul yang telah dijelaskan sebelumnya.

Maka dari itu ulama berbeda pendapat mengenai landasan hukum mengenai penggunaan kedua kaidah asbabun nuzul di atas. Agar lebih mudah dipahami, dalam tulisan ini akan dijelaskan melalui contoh penerapan kaidah asbabun nuzul.

Contoh Penerapan


Berikut ini akan disajikan perbedaan penerapan kaidah asbabun nuzul yang digunakan untuk memahami ayat-ayat al-Quran. Pertama, dalam memahami surat an-Nur ayat 6.

وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلَّا أَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ ۙ إِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ

"Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, padahal mereka tidak  memiliki saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksiannya empat kali bersumpah dengan nama Allah. Sesungguhnya dia  termasuk orang-orang yang benar".

Ayat tersebut akan lebih tepat jika dipahami menggunakan kaidah asbabun nuzul yang pertama. Sebab kewajiban mengucapkan sumpah atas nama Allah sebanyak empat kali berlaku bagi semua suami yang menuduh istrinya berzina, dalam konteks peristiwa ketika ayat ini turun hingga sekarang.

Penetapan ini berdasarkan kaidah asbabun nuzul yang pertama, bersandar pada lafadz yang bersifat umum. Bukan pada kekhususan sebab turunnya ayat. Selain itu juga tidak ada pertentangan dengan ayat maupun hadis lain ketika memahami ayat ini menggunakan kaidah asbabun nuzul yang pertama ini.

Selanjutnya contoh penerapan memahami ayat al-Qur'an menggunakan kaidah asbabun nuzul yang kedua menganalisis surat al-Baqarah ayat 115.

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعُ عَلِيمُُ

"Dan kepunyaan Allah ialah timur dan barat, maka kemanapun engkau menghadap maka di sanalah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmatNya) lagi Maha mengetahui".

Berdasarkan riwayat Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan Imam Nasai dari Ibnu Umar, ia mengatakan. Dahulu Nabi Muhammad melaksanakan salat sunnah di atas unta ke manapun arah unta tersebut berjalan. Suatu hari Nabi Muhammad datang dari Mekah menuju madinah, kemudian Ibnu Umar membaca ayat al-Baqarah ayat 115. Nabi Muhammad berkata bahwa ayat ini turun sebab permasalahan tersebut.

Jika surat al-Baqarah ayat 115 ini dipahami menggunakan kaidah asbabun nuzul yang pertama maka akan terjadi kerancuan. Ketika memahami surat al-Baqarah ayat 15 tersebut menggunakan kaidah asbabun nuzul yang pertama, maka setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan salat menghadap ke arah manapun. Hal ini bertentangan dengan al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 149.

 حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۖ وَإِنَّهُ لَلْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

"Dan dari mana saja engkau keluar (datang), palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Sesungguhnya ketentuan tersebut benar-benar suatu kebenaran sejati dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak pernah lengah dari apa yang kamu kerjakan".

Akan lain ceritanya jika memahami surat al-Baqarah ayat 115 menggunakan kaidah asbabun nuzul yang kedua. Dengan memperhatikan sebab khusus turunnya ayat tersebut, akan mendapatkan sebuah kesimpulan. Seorang muslim sah melaksanakan salat menghadap ke arah manapun asalkan ia berada di dalam kendaraan yang sedang berjalan atau dalam kondisi tidak mengetahui arah Masjidil Haram.

Seperti itulah penerapan kaidah asbabun nuzul, menyesuaikan dengan lafadz yang bersifat umum serta kekhususan sebab turunnya ayat. Sehingga perbedaan penggunaan kaidah asbabun nuzul tersebut dapat dipahami sebagai kekayaan khazanah keilmuan Islam. Tidak semata dilihat sebagai sesuatu yang normatif, melihat segala sesuatu dari sisi salah dan benar. [dutaislam.com/ali]

Artikel Dutaislam.com

Demikian penjelasan mengenai kaidah asbabun nuzul yang sangat penting digunakan untuk memahami ayat al-Qur'an. Untuk lebih memahami tentang asbabun nuzul silahkan baca ulasan tentang kitab asbabun nuzul karya al-Wahidi di bawah ini.


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB