Presiden Absen Di Muktamar, Topeng Narapidana Sodomi Terbuka?
Cari Berita

Advertisement

Presiden Absen Di Muktamar, Topeng Narapidana Sodomi Terbuka?

Duta Islam #02
Minggu, 11 Maret 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan dan Kejahatan Seksual Dukuhseti, Pati, yang diwakili koordinatornya, KH. Asmawi Hasan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah membuktikan keberpihakannya pada anak anak korban sodomi yang pernah dilakukan oleh Giman alias AKN.

Ketidakhadiran Presiden membuktikan bahwa secara moral mantan narapidana kasus kekerasan seksual terhadap anak harus diberikan sanksi moral, sehingga secara simbolik tak layak didatangi rumahnya. Dijelaskannya, ketidakhadiran itu juga menunjukkan bahwa Presiden ikut berempati pada trauma anak anak korban kekerasan seksual, dan juga menjadi bukti komitmen Presiden akan penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak.

Ucapan terimaksih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang tidak menghadiri undangan Giman, seperti Wapres Bapak Jusuf Kalla, Gubernur Non Aktif Ganjar Pranowo, Menteri Agama, dan para peserta muktamar Jatmi, yang menunjukkan sikap keperpihakan pada anak-anak korban sodomi.

Baca: Tak Dihadiri Presiden, Pembukaan Muktamar JATMI Sepi

Selain itu disampaikan juga ucapan terima kasih kepada KH. Aniq Muhammadun secara pribadi yang mendukung seluruh aktivitas aliansi masyarakat Dukuhseti. "Salam hormat dari aliansi juga disampaikan kepada seluruh jajaran PCNU Kab. Pati, Ansor dan Banser, dan juga sahabat Imam Rifai, yang secara tegas menyatakan ketidak terlibatannya dalam acara di rumah mantan narapidana sodomi dari tanggal 10 sampai 12 Maret ini," lanjut dia, Minggu (11/03/2018).

Menurut Kiai Asmawi, kabar kehadiran Presiden dan para pejabat, sedikit banyak telah membuat kecewa para aktivis aliansi maupun pendamping korban sodomi yang pernah dilakukan oleh Giman. Bahkan menurut beberapa informasi, banyak korban baru yang takut untuk kembali melaporkan tindakan kekerasan seksual pada anak, karena mereka menjadi pesimis hukum akan mampu menyentuh orang orang yang dekat dengan kekuasaan, apalagi menyatakan dirinya dekat dengan Presiden.

Baca: Tak Hadiri Muktamar Jatmi, Langkah Jokowi Dinilai Tepat

Lebih lanjut Kiai Asmawi menyampaikan bahwa ketidakhadiran Presiden, para pejabat negara dan tokoh politik nasional menjadi kekuatan bagi aliansi untuk mendampingi para korban baru yang belum berani bersuara. "Aliansi akan meyakinkan bahwa pelaku  tidaklah orang yang dekat dengan kekuasaan, sehingga mereka akan berani menempuh jalur hukum kekerasan yang baru mereka alami," beber dia.

Kiai Asmawi juga menyampaikan bahwa Aliansi merasa sangat berterima kasih kepada kawan kawan pers dan media massa yang telah menyampaikan siapa itu Giman alias AKN. "Selama ini para pejabat dan tokoh nasional menganggap berbeda antara Giman alias AKN sebagai pelaku/narapidana sodomi, dengan Nasihin yang mendeklarasi kan dirinya sebagai tokoh tarekat," tegasnya.

Mementum ini, katanya, menjadikan terang benderang bahwa di balik cover jubah dan serban putih, sesungguhnya adalah untuk mengelabuhi dirinya sebagai mantan narapidana sodomi. Pihaknya mengajak masyarakat Desa Dukuhseti, Pati dan umumnya Indonesia untuk berpihak pada kebenaran, bukan gemerlap dunia yang dimiliki Giman tersebut. "Kalau kita berpihak pada kebenaran, saya yakin akan didukung Allah," tutupnya. [dutaislam.com/hi/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB