Meski Sudah Tertangkap, MCA Masih Tebar Teror! Begini Gerakannya
Cari Berita

Advertisement

Meski Sudah Tertangkap, MCA Masih Tebar Teror! Begini Gerakannya

Duta Islam #02
Selasa, 20 Maret 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Figur Guy Hawkes yang kerap muncul di kalangan account yang mengaku sebagai MCA. (Sumber: SAFEnet).
DutaIslam.Com - Meskipun kelompok Muslim Cyber Army (MCA) beberapa waktu lalu sudah ada yang ditangkap oleh pihak kepolisian, namun berdasarkan hasil laporan investigasi Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) 20 Maret 2018, MCA masih bergerak menebar teror.

"Ada yang memilih untuk berkamuflase, semisal mengganti nama-nama kolektifnya dengan nama-nama yang tidak mencerminkan MCA. Namun ada juga yang masih memertahankan lengkap dengan atribut yang menandakan dirinya sebagai MCA," tulis laporan SAFEnet tersebut dengan tajuk Memindai Aktivitas MCA Dalam Kontestasi Sosial-Politik di Indonesia.

SAFEnet menyebut cara kerja MCA dilakukan secara kolektif tampak jelas sedang bermain di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, tiga provinsi yang dalam waktu dekat akan mengadakan Pilkada Serentak 2018.

"Sejumlah pindaian terakhir di media sosial menunjukkan bagaimana akun-akun MCA berikut bot bergerak mendukung salah satu paslon di Jawa Barat tepat sesudah pengumuman di media massa," jelasnya.

Dalam laporannya, meskipun MCA diklaim sebagai kelompok Anonymous, namun dalam praktiknya kelompok MCA bukanlah kelompok Anonymous. "MCA hanya meniru penampilan fisik kelompok Anonymous dengan mengganti topeng Guy Fawkes dan ponco hitam dengan ikat kepala kotak-kotak untuk mengelabui publik dari kepentingan kotor yang mereka lakukan dan menggunakan anonimitas itu untuk bersembunyi dari hukuman pidana UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan KUHP yang dapat menjerat mereka," terangnya.

Dari hasil pindaiannya, SAFEnet mengemukakan bahwa keberadaan MCA hari ini tidak hanya ada di Facebook, Twitter, dan Whatsapp seperti yang ramai diberitakan. Tetapi juga ada dalam kanal media sosial lain, semisal Instagram, Telegram, dan lainnya. "Sekalipun pergerakan akun-akun MCA ini tidak semasif di platform lain, tetapi punya kemampuan yang cukup kuat untuk melakukan tindak pidana, setidaknya bisa melakukan doxing dan melakukan ancaman secara online," lanjutnya.

(Doxing adalah tindakan ilegal dalam bentuk aktivitas pencarian dan penyebarluasan data pribadi seseorang dengan maksud jahat).

Selain itu, dari analisis pesan informasi dari akun-akun MCA, SAFEnet mendapat gambaran utuh bahwa ketika berbicara mengenai MCA saat ini bukanlah entitas yang sifatnya tunggal. "Banyak pihak memakai identitas MCA dan di dalamnya ada banyak kepentingan sosial-politik yang bermain. Namun sekalipun demikian, isu sosial-politik yang diusung tidak bisa dilepaskan pada figur Jokowi sebagai pemimpin nasional," tulisnya.

Pihaknya menegaskan bahwa masyarakat perlu waspada dan bergerak bersama menghadapi serangan MCA ini agar tidak menjadi korban. "Selagi aktor-aktor politik di balik MCA tidak diungkap agak susah bagi kami untuk membayangkan masyarakat akan merasa aman di tahun-tahun politik mendatang," tandasnya.

Laporan monitoring SAFEnet tersebut terhadap aktivitas MCA ini dilakukannya sejak bulan Januari 2017 hingga sekarang. Data ini didapatkan oleh relawan dalam bentuk wawancara korban hingga menggunakan mesin seperti Social Network Analysis. Data lengkap bisa dilihat di Sini. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB