Bantahan atas Tuduhan kepada Syeikh Ramadhan Al Buthi yang Dukung Pembunuhan Rakyat Suriah
Cari Berita

Advertisement

Bantahan atas Tuduhan kepada Syeikh Ramadhan Al Buthi yang Dukung Pembunuhan Rakyat Suriah

Duta Islam #02
Sabtu, 24 Maret 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Syaikh Ramadhan Al Buthi (Foto: Istimewa)
Oleh Abdul Rasyid

DutaIslam.Com - Selama ini beredar informasi bahwa Syeikh Ramadhan Al Buthi mendukung pembunuhan terhadap rakyat Suriah oleh tentaranya, hingga ada kabar ada pihak yang mengekspresikan kegembiraan setelah mendengar kematian Syeikh dibom saat beliau menyampaikan ceramah di hadapan para murid beliau di masjid Al Iman, Damaskus.

Bagaimana sebenarnya posisi Syeikh Ramadhan Al Buthy terhadap kedzaliman yang terjadi di Suriah? Hal ini bisa lebih terjelaskan dengan melihat fatwa-fatwa beliau yang ditujukan kepada tentara Suriah.

Nasim Syam, situs resmi Masjid Umawi Damaskus yang mana Syeikh Ramadhan Al Buthi menjadi khatibnya, melalui akun Facebook resminya melansir beberapa fatwa beliau yang ditujukan kepada beberapa tentara Suriah.

Pada 13 Maret 2013 akun itu melansir jawaban Syeikh Ramadhan Al Buthi terhadap pertanyaan seorang anggota wajib militer Suriah yang masuk pengabdian pada (09/01/2012) yang mengaku kabur dari tugas karena takut melakukan pembunuhan ketika ia terus berada dalam militer. Pemuda itu pun bertanya apa hukum syar’i atas keputusannya itu.

Maka Syeikh Ramadhan Al Buthi pun menjawab, ”Kalau engkau tahu dengan perkiraanmu bahwa engkau akan dibebani membunuh jiwa yang tidak bersalah tanpa hak selama keberadaanmu di militer, maka pelarianmu disyariatkan. Namun jika engkau mengetahui bahwa engkau akan ditugaskan untuk mempertahankan dari penjahat yang bertujuan untuk mengancam nyawa tidak bersalah atau menghancurkan bangunan atau merampasnya dari para pemiliknya maka menerima hal itu wajib.”

Sebelumnya pada (05/06/2011) Nashim Syam melansir fatwa nomor 13060 yang menjawab pertanyaan tentara Suriah yang menyebutkan bahwa dia dan rekannya di militer berselisih mengenai keadaan dimana petinggi memerintahkan mereka menembak demonstran dengan peluru hidup, apakah perintah itu boleh ditaati atau tidak? Penanya juga menyampaikan bahwa jika ia tidak menembak demonstran maka ia akan dibunuh petingginya.

Syeikh Ramadhan Al Buthi pun menjawab, ”Para fuqaha menyatakan bahwa orang yang dipaksa untuk membunuh tanpa hak, maka ia tidak boleh menuruti siapa yang memaksanya untuk melakukan perbuatan itu, meskipun dia tahu dia akan dibunuh ketika tidak menurutinya. Hal itu dikarenakan dua pelanggaran itu (pemimpin membunuh tentara dan tentara membunuh demonstran-pent.) memiliki derajat bahaya yang sama, maka tidak boleh orang yang dipaksa untuk membunuh mengutamakan kehidupannya daripada nyawa semisalnya yang tak berdosa.”

Dari Fatwa Beliau Saja Sudah Bisa Dilihat Bahwa Beliau Netral
Fatwa Pertama membenarkan untuk meninggalkan militer pemerintah jika ia ragu akan kebenarannya, namun jika untuk melawan para perusak diwajibkan untuk dalam militer,
lalu fatwa kedua Beliau juga tidak membenarkan mengikuti atasan yang menyuruh untuk membunuh orang yang tidak berdosa, sekalipun mengancam nyawanya, wajib untuk tidak diikuti.

Sangat disayangkan orang-orang dari golongan ahlul fitnah yang tidak mengenal Beliau secara dekat malah menggelari Beliau dengan sebutan “Ulama Suu” (Ulama Sesat)” hanya karena isu yang beredar bahwa beliau memihak pemerintah Assad, terlebih orang yang menghina Beliau selalu menyuruh “Tabayyun” dan “Jika Berita Datang dari Orang Fasik/Munafik hendaklah diteliti” , mereka malah termakan fitnah karena kebencian yang mereka pendam.

Janganlah kebencian kalian pada suatu kaum membuat kalian berlaku tidak adil. Itu yang diajarkan kepada kita oleh Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bis showab. [dutaislam.com/gg]

Abdul Rasyid, Analis Hoax dan Timteng Dutaislam.com

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB