Disaster Survivor dan Al-Qur'an
Cari Berita

Advertisement

Disaster Survivor dan Al-Qur'an

Minggu, 25 Februari 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ilustrasi: Istimewa
Oleh Ali Saifuddin

DutaIslam.Com - Hari itu kusengajakan diri untuk berkunjung ke camp penampungan pengungsi banjir bandang Garut yang terpusat di markas tentara. Sebenarnya moment seperti ini membuatku selalu tidak siap. Aku tidak pernah bersiap untuk menahan keharuan. By default mungkin aku agak cengeng dengan yang beginian.

Begitu masuk ke barak militer itu, hatiku mulai terusik. Beragam ekspresi kutemukan. Rata-rata seirama, mereka kompak bermuram duka. Kecuali anak-anak, mereka memang selalu memiliki daya resiliensi yang luar biasa, termasuk menyamarkan duka dalam kemasan wajah-wajah ceria.

Tak sengaja kudapati Pak Tua yang terduduk di dipan lipat khas bencana menyapaku lirih. "Sep, apakah punya peci yang tidak terpakai? Bapak ingin pakai peci. Peci Bapak terbawa hanyut," pintanya sembari ragu.

Aku tak tahu kenapa ia memintaku seperti itu. Mungkin karena aku sedang memakai peci hitam saat itu. Si Bapak Tua melanjutkan, "Sep, sebenarnya Bapak tidak biasa lepas peci. Bapak malu sekarang enggak pakai peci."

Lalu kusodorkan peciku tersebut. Dicobanya lalu seketika ia kembalikan. "Punten Sep, pecina ageung teuing," ujarnya yang menjelaskan peciku terlalu besar untuk ukuran kepalanya. Ternyata memang size bapak tersebut 2 nomor di bawahku.

Aku berjanji akan datang kembali dengan membawakan peci hitam yang pas untuknya. Kemudian aku berlalu ke dipan lainnya. Lagi-lagi, ada seorang Bapak yang menyapaku. Kali ini tidak terlalu tua. "Pak, punten punya Yasin atau Al-Quran?" tanyanya. Aku jawab ada, bisa aku ambilkan di mobil. "Kenapa Pak?" aku balik bertanya.

"Kamari dinten Jumat Bapak teu acan baca Yasin. Yasin bapak terbawa banjir," jelasnya.

Hatiku lalu luluh. Aku tidak habis pikir. Mereka-mereka ini sedang terkena musibah dan dalam kondisi forced major tetapi mereka tidak melupakan Al-Quran untuk dibaca. Mereka juga tidak melupakan peci hitam yamg sudah terlanjur menjadi identitasnya. Mungkin dengan peci hitam mereka bisa jadikan wasilah untuk lebih dekat dengan Sang Penentu Kehidupan.

Lalu, bagaimana dengan aku? Aku tidak pernah baca Al-Quran, kalau pun sesekali itu pun jarang. Belum tentu sebulan satu juz. Aku juga pakai peci hitam kalau ada perlu aja. Ia tak lebih dari fashion dan pencitraan bagiku. Bagaimana dengan Anda? Semoga akhlak dan adab Anda tidak seburuk aku... [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB