Pengakuan Aryo Musthofa Mantan Wahabi: Nemu Foto Copian Hadits Saja Mereka Berani Khutbah
Cari Berita

Advertisement

Pengakuan Aryo Musthofa Mantan Wahabi: Nemu Foto Copian Hadits Saja Mereka Berani Khutbah

Senin, 22 Januari 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Aryo Musthofa (peci putih, kedua dari kiri) saat mengisi acara seminar di Sidang Komisi F Muktamar Jatman XII di Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongang, Rabu (17/01/2018) siang.
Dutaislam.com - Aryo Musthofa yang pernah ikut wahabi selama 13 tahun menceritakan pengalamannya kepada ikhwan Mahasiswa Ahlith Thariqoh Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (Matan) di sela-sela akan dilangsungkannya sidang pleno komisi F Muktamar XII Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pendopo Lama Kota Pekalongan, Rabu (17/01/2018) malam itu.

Ia mengingatkan kepada ikhwan Matan agar berhati-hati terhadap provokasi orang wahabi yang sangat berani di media sosial. Utamanya dalam dukungan politik di manapun mereka berada. Misal soal Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Aryo yang kini sudah menjadi pengamal thoriqoh tersebut, Gubernur Anies-Sandi itu bukan kader PKS, "tapi mengapa yang dipakai adalah kebijakan-kebijakan mereka? Alexis ditutup itu salah satu kontrak politik mereka," ungkapnya saat ngobrol makan siang di sebelah ruang sidang lokasi Muktamar, Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongan, Rabu (17/01/2018) siang.

Aryo mengakui, ditutupnya Alexis adalah bagus. Tapi jika yang memengaruhi adalah kalangan wahabi PKS dan kawan-kawan, mereka akan punya laporan kepada masyarakat.

"Di Pringsewu (Lampung), yang membakar kafe r3mang-rem4ng adalah kader Matan, Habib Abdul Qadir Assegaf," terangnya, "masyarakat akhirnya applaus (kepada Matan), kalau begitu anak saya boleh donk ikut Matan," imbuh Aryo membandingkan tingkat keterpengaruhan kebijakan.

Peran Matan Bentengi Wahabi 
Aryo juga mengingatkan kepada kader Matan agar berhati-hati dengan wajah oportunis orang-orang wahabi, walau berbaju dakwah. Mereka ini, kata Aryo yang mukim di Lampung itu, sering datang ke majelis maulid yang diselenggarakan oleh warga NU.

"Masalahnya, mereka datang ke majelis kita, kita tidak datang ke majelis mereka," tandasnya. "Sampai maulidir rasul, itu bahkan mereka hadir untuk mencari kelemahan-kelemahan; apa sih bisa saya jual ke masyarakat untuk mencari kelemahannya," ujarnya menerangkan logika dakwah semrawut ala kaum sawah (salafi wahabi) itu.

Misalnya, mereka ini bisa menggoreng subuh telat karena ada kultur dari kita Nahdliyin yang mengajak maulid, tahlil, tapi tidak tertib dalam menjalankan ibadah harian, misalnya shalat lima waktu tersebut.

"Kencing berdiri saat acara maulid Nabi saja bisa digoreng oleh mereka. Padadal yang ikut sholawatan itu adalah anak Slank (yang awam soal agama)," kata Aryo sembari menyebut kalau hal itu adalah bahan politik pokok propaganda mereka.

"Nemu foto copian hadits saja berani khutbah," tegasnya mengingatkan agar kader Matan mental tawadlu'nya diposisikan pada tempatnya. Melawan wahabi, ya jangan pakai tawadlu'. Mereka oportunis, harus dilawan dengan manis juga. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB