Lucunya Uraian Khilafah Ust. Hafidz Abdurrahman, Justru Membenarkan NKRI
Cari Berita

Advertisement

Lucunya Uraian Khilafah Ust. Hafidz Abdurrahman, Justru Membenarkan NKRI

Duta Islam #02
Selasa, 12 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Ayik Heriansyah

DutaIslam.Com - Ust. Hafidz Abdurrahman (Mas'ul 'Am HTI 2004-2010) membantah pendapat yang mengatakan Khilafah buatan ulama pada tulisan yang beredar di media sosial, (Senin, 10/12/2017). Beliau menegaskan bahwa Khilafah punya bentuk baku.

Ada 18 point yang Beliau sajikan untuk menunjukkan bahwa Khilafah itu buatan Nabi Saw. Di point 1, secara tegas Beliau mengatakan bahwa Khilafah 'ala Minhajin Nubuwwah adalah hasil copas (copy paste) dari negara Nabi Saw.

Apa saja yang di-copy dari negara Nabi Saw? Adanya kepala negara, ibukota dan wazir (pembantu kepala negara) [point 2], wilayah, wali, pasukan, majlis syura, administrasi, bentuk negara kesatuan [point 3-7], adanya bai'at  (pemilihan dan pengangkatan) kepala negara [point 10-14].

Dari unsur-unsur negara yang di-copy dari negara Nabi Saw, bukan hanya Khulafaur Rasyidin yang nge-paste-nya, ternyata NKRI juga memiliki unsur-unsur negara Nabi Saw. Indonesia  punya kepala negara yang disebut Presiden, ibukota negara Jakarta, ada wazir yang disebut Menteri sebagai pembantu Presiden, wilayah dari Sabang sampai Merauke, punya wali yang disebut Gubernur, pasukan TNI, ada majlis syura yaitu DPR dan DPRD dan Indonesia merupakan negara kesatuan.

NKRI memiliki sistem suksesi kepala negara yang dinamakan Pemilu / Pemilihan Presiden.

Suksesi di Indonesia prosesnya lebih rumit, lebih lama dan lebih sistematis jika dibandingkan dengan suksesi di masa Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Hasan. Kendati demikian esensi bai'at penyerahan kekuasaan dari rakyat sebagai pemilik kepada kepala negara sebagai pemegang amanah kekuasaan tetap ada pada Pemilu / Pemilihan Presiden. Rukun - rukun bai'at tidak hilang.

NKRI berbentuk republik dan sistem pemerintahannya presidensial. Secara harfiyah, republik dan presidensial bukan khilafah tapi substansinya sama yaitu kekuasaan di tangan rakyat dan pelaksana amanah kekuasaan di tangan satu orang.

Dengan demikian, NKRI adalah copas dari negara Nabi Saw menurut makna copas yang diuraikan oleh Ust Hafidz Abdurrahman. NKRI sudah 'ala Minhajin Nubuwwah. Makanya rasa janggal, kalau Ust Hafidz Abdurrahman masih bersemangat memperjuangkan Khilafah Tahririyah di wilayah NKRI. [dutaislam.com/gg]

Penulis adalah Jama’ah Sabtuan NU Kota Bandung, Pegiat di Institute for Democracy Education. Mantan Ketua HTI Babel 2004-2010.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB