Sarung dan Kopyah Juga Sunnah Nabi
Cari Berita

Advertisement

Sarung dan Kopyah Juga Sunnah Nabi

Duta Islam #03
Kamis, 23 November 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa
Oleh Muhammad Nur Hayid

DutaIslam.Com – Alhamdulillah, bisa ngaji langsung kepada Syekh al Alim al Allamah Habib Sayyid Ouwn Al Qoddumi al Urduni di Amman Jordania dalam rangka ikhtifal maulidirrasul saw. Ada banyak ilmu yang diberikan langsung oleh keturunan Rasulullah yang tinggal di Jordan dan sering ke Indonesia ini.

1. Tidak ada riwayat satupun jidat Rasulullah hitam sebagai atsarussujud. Artinya, wajah Rasulullah bersih, bercahaya dan tak ada titik hitamnya dijidatnya. Meski beliau kita tahu dalam banyak riwayat adalah orang yang paling khusyuk, paling banyak dan paling lama sujudnya. Tak ada yang membandingi dan menyamai beliau dalam bersujud.

2. Sunnah Rasulullah soal jenggot banyak riwayat. Kadang jenggot dibiarkan tapi pasti dirapikan. Riwayat yang soheh sekepalan tangan beliau. Kadang dicukur tipis rapi, bahkan pernah cukur bersih.

3. Soal imamah atau surban, kadang hanya pakai surban ditaruh di selampirkan kaya orang Arab, kadang diudeng-udeng, kadang pakai surban dengan peci, kadang pakai peci atau kopyah saja, kadang tidak pakai apa-apa sama sekali alias kelihatan rambutnya beliau.

Jadi, nggak boleh ada yang mengklaim pakai surban dan udengnya paling benar dan pakai kopyah ala Indonesia juga bagian dari Ihyaussunnah.

4. Soal cara berpakain dan warna kainnya, pakaian Rasulullah warna- warni. Kadang merah, kuning, biru sering hijau dan lebih sering putih.

Demikian juga soal isbal. Larangan isbal karena sombong. Kalau tak sombong dan sudah menjadi adat dan tradisi yang pantas, asal tidak israf sampai ke tanah dan tidak ada niat sombong. Ya wala ba'sa bihi, alias tidak apa-apa.

Soal izar atau sarung, menurut Syekh Qoddumi, sudah sangat sunnah. Karena ada riwayat Rasulullah juga mengunakan sarung dan menyukainya untuk dipakai.

Lihat sekarang, orang umroh dan haji saat berihram. Semua cara makainya seperti makai sarung, digulung-gulung. Itu tandanya bersarung sangat syar'i dan ihyaussunnah. Jadi bersarung yang diajarkan para masyayikh guru-guru kita itu tak asal, alias ada rujukan sunnahnya.

Intinya, kalau kita mau ikut tata cara Rasulullah seutuhnya, tidak akan mampu karena kita bukan duplikasi beliau. Tidak akan ada yang sesempurna Rasulullah. Tapi ikutilah Rasulullah semampu kita.
Jangan pernah mengklaim paling ahli sunnah, paling benar dan paling mirip Rasulullah karena Rasulullah selalu memberikan pilihan kepada sahabatnya dan umatnya sesuai kemampuannya dalam beribadah.

Agama itu memberikan koridor yang tegas kalau urusan ibadah. Tapi kalau sudah terkait muamalah, dan tata cara berpakain dan berjenggot serta bersurban, sudah pasti berkait erat dengan budaya. Yang pasti, kalau soal pakaian, koridornya menutup aurot dhohiron wa batinan, alias tidak ketat mbendul-mbendul.

Demikian sebagian ilmu yang luar biasa bisa kita ambil dari syekh sayyid Qoddumi. Tema yang lain akan saya share nanti. Salam Perdamaian. Jaga persatuan dan ukhuwwah. Jaga NKRI. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB