Sudah Mahal Kuota, Telkomsel Tidak Tertib Layani Pelanggan yang Datang ke Grapari Jepara
Cari Berita

Advertisement

Sudah Mahal Kuota, Telkomsel Tidak Tertib Layani Pelanggan yang Datang ke Grapari Jepara

Kamis, 19 Oktober 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Hafizh (kerudung merah), pelayan Grapari Telkomsel Jepara. Foto diambil Kamis siang, 19 Oktober 2017. 
DutaIslam.Com - Selain mahal tarif pulsa dan kuota, Telkomsel juga dianggap kurang profesional melayani para pelanggan yang datang ke Grapari. Setidaknya, hal itu diungkapkan oleh salah satu pelanggan Telkomsel di Jepara bernama Hadifa.

Pada Kamis (19/10/2017) sekitar pukul 14.40 WIB, Hadifa mengaku datang ke Grapari Telkomsel Jepara di Jl. Pemuda untuk melakukan migrasi layanan data dari 3G ke 4G. Sebelumnya, sekitar jam 12.00 WIB dia sudah datang ke kantor yang lokasinya ada di sebelah Barat perempatan Potroyudan, Jepara Kota tersebut. Karena harus takziyah, dia batalkan antrian.

Siang itu, katanya, pelayan customer service Grapari Telkomsel Jepara bernama Hafizh (perempuan) sudah memasukkan nomor antrian, lengkap dengan nomor hape nya setelah ditanya ketersediaan nomor Kartu Keluarga (KK) yang asli. "Ada tiga antrian yang membuat saya menunggu," kata Hadifa kepada Dutaislam.com, Kamis (19/10/2017) siang.

Namun, setelah ditunggu hampir satu jam, ternyata yang dipanggil duluan adalah antrian setelahnya. "Antrian setelah saya seorang laki-laki dari Sengon, Mayong, Jepara," ujarnya, "baru duduk beberapa menit dia sudah dipanggil, saya dianggap tidak antri, padahal yang memasukkan nomor antrian ya si Hafizh sendiri tadinya," lanjutnya.

Karena kecewa, Hadifa akhirnya pulang dan tidak melanjutkan antrian. "Maunya sih Grapari kayak pelayanan di Bank. Tapi lucu karena pelanggan yang baru datang tidak dikasi nomor antrian seperti di parkiran," terangnya.

Satpam yang gantian menyambut pelanggan siang pun, imbuh Hadifa, adalah tukang cleaning service. Ketika dia sibuk ngurus lantai, pelanggan diminta menunggu tanpa tahu cara ngantri karena harus ada kartu yang dimasukkan ke lubang dan lalu memasukkan nomor telepon masing-masing.

"Ini pendataan atau pelayanan? Harusnya input nomor itu kalau sudah duduk di depan customer service. Lha kalau kayak saya, sudah masukin data, lalu pergi, dan nomor saya ditelepon nomor-nomor tidak dikenal seperti penawaran hotel, kartu kredit, belanja tidak jelas, apa Telkomsel tanggungjawab?" keluh Hadifa yang menyebut jumlah pelayan aktif siang itu ada kosong satu kursi.

Wajar jika Telkomsel banyak dibenci pengguna. Mahal, dan sak kerepe dewe membuat tarif. Merasa jumawa karena banyak pemilik nomor setia kepadanya. "Ada teman yang ketika hapenya saya pinjam untuk telepon, nomor Telkomselnya diberi nama "Rampok" karena mahalnya. Hahaha," jelas Hadifa. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB