Bagaimana Hukum Aqiqah Sekaligus Kurban Dijadikan Satu?
Cari Berita

Advertisement

Bagaimana Hukum Aqiqah Sekaligus Kurban Dijadikan Satu?

Duta Islam #02
Rabu, 18 Oktober 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - Tidak sedikit orang ketika sudah dewasa belum diaqiqahi oleh orang tuanya. Mungkin karena pada waktu itu orang tuanya belum mampu, atau disebabkan hal lain. Ketika orang tersebut sudah dewasa, ia ingin mengaqiqahi dirinya, kebetulan berketepatan dengan hari raya Kurban. Lalu bagaimana hukumnya jika aqiqah dan kurban niatnya jadi satu?

Hukum aqiqah sendiri adalah sunnah, dan disunnahkan pula dikerjakan pada hari ketujuh dengan menyembelih 1 kambing bagi perempuan, dan 2 kambing bagi laki-laki. Jika seseorang telah menginjak dewasa, dan waktu kelahirannya belum diaqiqahi oleh orang tuanya, maka ia diberi pilihan untuk mengaqiqahi dirinya sendiri atau boleh pula meninggalkannya.

فإن تأخرت للبلوغ سقط حكمها في حق العاق عن المولود؛ أما هو فمخير في العق عن نفسه والترك.

Artinya: Apabila aqiqah belum dilaksanakan sedang anak sudah baligh, maka hukum aqiqah bagi haknya orang tua terhadap anak telah gugur. Adapun si anak (yang sudah baligh) maka boleh memilih antara mengaqiqahi dirinya sendiri atau meninggalkannya. (Fathul Qarib, Dar Ibnu Hazm, Beirut, h. 315)

Sedangkan apabila ia mengaqiqahi dirinya sendiri kebetulan bersamaan antara tanggal 10-13 Dzulhijjah, dan berkeinginan melakukan kurban, maka para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini (niat aqiqah dan kurban jadi satu).

Menurut Imam Ibnu Hajar Al Haitami, orang tersebut hanya berhasil mendapatkan pahala salah satunya saja. Sedangkan menurut Imam Romli, ia bisa mendapatkan pahala kedua-duanya.

 (مسألة): لو نوى العقيقة والضحية لم تحصل غير واحدة عند (حج) ويحصل الكل عند (م ر)

Artinya: (Masalah) Jika ada orang berniat melakukan aqiqah dan kurban (secara bersamaan) tidak menghasilkan pahala kecuali hanya salah satunya saja menurut Imam Ibnu Hajar Al Haitami dan menghasilkan pahala kedua-duanya menurut Imam Romli. (Ibnu Hajar Al Haitami, Itsmidil Ain, Darul Fikr, h:127).

Dengan demikian, jika Anda mengalami hal seperti di atas, Anda boleh memilih di antara dua pendapat tersebut. Namun saran kami, apabila Anda termasuk orang yang diberikan Allah harta yang lebih, pilihlah pendapat Imam Ibnu hajar Al Haitami, sebab dengan demikian Anda akan lebih banyak membantu terhadap sesama. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB