 |
| Foto: NU Online |
DutaIslam.Com - Tiga buah mobil berhenti di depan Sanggar Joyoboyo, Kampung Wanagung, Mimika, Papua Barat, Kamis (20/9) petang. Ketiga mobil itu membawa 20 orang anggota grup shalawat Jawa Yaware, yang akan mengisi malam peringatan 1 Sura atau 1 Muharam yang berlangsung sejak menjelang mahgrib.
Kali ini, grup shalawat yang rutin membawakan maulid barzanji setiap dua minggu sekali di rumah-rumah warga, membawakan Syiir Tanpa Wathan. Shalawat dengan irama lagu Jawa Perahu Layar tak lupa ditampilkan.
Pimpinan grup shalawat Yaware, Ali Mustofa, unjuk kepiawaian lewat lagu Ilir-Ilir dan Tamba Ati. Kombinasi gong, kendang, kenong, rebana, kecer, tak henti mengiringi hingga lagu Nasabun Tahsibul Ula.
Vokalis asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, berhasil memukau hadirin. Ketua Paguyuban Joyoboyo dan Ketua Panitia, Jumadi tampak menikmati lantunan lagu yang dibawakan Ali dan grup Yaware.
Malam itu, Yaware sengaja menghadirkan empat variasi lagu untuk menghadirkan beragam suasana. Walhasil suasana khusuk, jiwa yang semarak dan gembira hadir dalam nuansa mahallul qiyam yang banyak orang menyebutnya srokalan.
Wakil Ketua PCNU Mimika, Sugiarso yang malam itu membawakan tembang macapat mengatakan Islam adalah agama yang indah dan mencintai keindahan, dan refleksinya dilihat dalam bentuk seni.
"NU menyadari bahwa seni dan budaya merupakan media ekspresi perasaan yang diharapkan membuat hati menjadi lembut dan menebarkan kasih sayang," terangnya.
Sebelumnya, Sugiarso memimpin pembacaan doa akhir tahun. Salah satu doa yang dipanjatkan adalah agar hadirin diberi kemudahan untuk berziarah ke Haromain melalui perjalanan umrah atau haji.
"Mari kita manfaatkan waktu di akhir Dzulhijjah ini untuk memohon agar diberikan kesempatan umrah dan haji dengan berdoa bersama," ajaknya. [dutaislam.com/Red. Kendi Setiawan/pin]
Sumber: NU Online
