[Renungkan] 20 Maqolah KH. M. Munawwir Krapyak Yogyakarta. Semuanya Religius
Cari Berita

Advertisement

[Renungkan] 20 Maqolah KH. M. Munawwir Krapyak Yogyakarta. Semuanya Religius

Duta Islam #03
Kamis, 14 September 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

DutaIslam.Com - KH. M. Munawwir Krapyah Yogyakarta adalah putra KH. Abdullah Rosyad bin KH. Hasan Bashari atau yang lebih dikenal dengan nama Kyai Hasan Besari, ajudan Pangeran Diponegoro.

Selian dikenal sebagai orang alim dan ahli Qira'ah Sab'ah beliau juga terkenal sangat religuis dan penyayang terhadap santri-santrinya. Kereligiusan beliau juga bisa dilihat dari sejumlah maqolahnya. Berikut maqolah KH Munawwir yang dihimpun dutaislam.com.
1) Sebuah hadits riwayat Abi Hurairah Ra. bahwa Nabi Muhammad Saw. Bersabda: “Wahai Abu Hurairah, pelajarilah al-Quran dan ajarkanlah kepada orang lain. Tetaplah engkau seperti itu hingga mati. Sesungguhnya jikalau kamu mati dalam keadaan seperti itu, malaikat berhaji ke kuburmu sebagaimana kaum mukminin berhaji ke Baitullah al-Haram.”

2) Sebuah sya’ir: “Semua ilmu termuat di dalam al-Quran – Hanya saja orang-orang tak mampu memahami seluruh kandungannya.”

3) “Jikalau engkau bermaksud akan sesuatu, maka bacalah surat Yasin.”

4) “Kalau mengaji al-Quran, maka kajilah sampai khatam, supaya menjadi orang mulia.”

5) “Waktu luang yang tidak digunakan untuk nderes al-Quran adalah kerugian yang besar.

6) “Setelah seseorang hafal al-Quran, maka haruslah ia Tidak suka omong kosong dan tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja mencari dunia.”

7) “Wahai putera dan menantuku yang mempunyai tanggungan al-Quran, apabila kalian belum lancar benar maka jangan sampai merangkap apapun baik berdagang ataupun lainnya.”

8) “Orang hafal al-Quran berkewajiban memeliharanya, maka dari itu jangan melakukan hal-hal -termasuk menuntut ilmu- yang tidak fardhu, sekiranya dapat menyebabkan hafalannya hilang.”

9) “Kalau kamu tidak mengaji qira’at sab’ah kepadaku, maka mengajilah kepada Arwani Amin Kudus.”

10) “Buah al-Quran adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.”

11) Beliau berkata kepada KH. Basyir: “Marilah uzlah seperti saya, guna mengajarkan al-Quran. Kalau kita memikirkan harta dunia, maka akan binasalah al-Quran nanti.”

12) Beliau berkata kepada putri beliau, Nyai Hindun: “Orang hafal al-Quran, mengamalkan isi kitab Majmu’ dan Mudzakarat, insya-Allah menjadi orang shalihah.”

13) Beliau tidak mengijinkan santri-santrinya menjadi Pegawai Negeri Pemerintah Penjajah pada waktu itu.

14) Beliau menyampaikan apa yang pernah diterima dari guru beliau, KH. Cholil Bangkalan: “Apabila hidayah tiba, permusuhan pun musnah. Jadilah engkau bagaikan Air, dibutuhkan oleh siapa dan apa saja. Jika tidak begitu, maka jadilah seperti Batu, tidak ada bahaya maupun manfaat (secara aktif –red). Janganlah engkau laksana Kalajengking, siapa melihat maka ia pun takut.”

15) “Seyogyanya engkau hadiahkan berkah surat al-Fatihah kepada segenap kaum muslimin yang masih hidup, lebih-lebih diwaktu tertimpa marabahaya atau berperangai buruk, barangkali dapat menjadi obatnya. Sebagaimana guru saya KH. Cholil pernah mengajarkan (di nomor 16).”

16) Beliau menyampaikan apa yang disampaikan guru beliau, KH. Cholil: “Teman-teman sekalian, jikalau engkau menghadiahkan berkah surat al-Fatihah jangan hanya kepada muslimin yang sudah meninggal saja, tetapi juga yang masih hidup, syukurlah jika kepadaku juga. Sebab Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda: ‘UDDA NAFSAKA MIN AHLIL QUBUUR (anggaplah dirimu termasuk ahli Qubur).”

17) “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohonlah Kesejahteraan (‘Aafiyah).”

18) “Kelak di akhir jaman, Shin akan menguasai seluruh daerah.”

19) Sebuah sya’ir: “Aku tak bisa mendapatkan kembali apa yang telah meninggalkan diriku, baik dengan LAHFA (kalau), dengan LAITA (seandainya), ataupun dengan LAU-INNI (andaikan saya).”

20) “Selama saya masih hidup, puteraku yang lelaki selalu saya suruh memakai kopyah. Sedangkan yang perempuan segera saya carikan jodoh, tak usah menunggu orang lain yang datang melamarnya.”

Disadur dari Buku “MANAQIBUS SYAIKH: K.H.M. MOENAUWIR ALMARHUM: PENDIRI PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA” yang diterbitkan oleh MAJLIS AHLEIN (Keluarga Besar Bani Munawwir) Pesantren Krapyak, keluaran tahun 1975. [dutaislam.com/ed/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB