[Naudzubillah] Ini Hikayat Santri yang Durhaka kepada Guru
Cari Berita

Advertisement

[Naudzubillah] Ini Hikayat Santri yang Durhaka kepada Guru

Duta Islam #02
Jumat, 29 September 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa 
Oleh Dafid Fuadi

DutaIslam.Com - Dikisahkan belasan tahun lalu seorang santri yang sedang nyantri di Rubat Tarim yang saat itu diasuh oleh Habib Abdulloh asy Syatiri, dia dikenal sangat alim hingga mampu menghafal kitab Tuhfatul Muhtaj 8 jilid, siapa tak kenal dia?

Semua tau bahwa ia sangat alim bahkan diprediksi sebagai calon ulama besar.

Nah, Suatu hari di saat Habib Abdulloh mengisi pengajian rutin santri, tiba tiba habib bertanya tentang santri yang sangat terkenal alim itu. "Kemana si fulan?"

Semua santri bingung menjawab pertanyaan sang guru.

Ternyata santri yang dimaksud tidak ada di pondok melainkan keluar berniat mengisi pengajian di kota Mukalla tanpa izin.

Akhirnya Habib Abdulloh Asy Syatiri yg sangat terkenal Allamah dan Waliyulloh berkata :"Baiklah orangnya boleh keluar tanpa izin, tapi ilmunya tetap di sini!".

Di kota Mukalla, santri yang sudah terkenal Alim tersebut sudah di nanti nantikan para pecinta ilmu untuk mengisi pengajian di masjid Omar Mukalla.

Singkat cerita si santri ini pun maju ke depan dan mulai membuka ceramahnya dengan salam dan muqaddimah pendek.

Allohu akbar ! Ternyata, setelah membaca amma ba'du si alim ini tak mampu berkata sama sekali, bahkan kitab paling kecil sekelas Safinah pun tak mampu ia ingat sedikitpun.

Sontak dia tertunduk dan menangis.. para hadirin pun heran, "Ada apa ini?",, akhirnya Salah satu Ulama kota mukalla pun menghapirinya dan bertanya; "Saudara mengapa begini? Apa yang saudara lakukan sebelumnya?".

Dia menjawab : "Aku keluar tanpa izin habib dari pesantren."

Dia terus menangis , dan beberapa orang menyarankan agar ia meminta maaf kepada Habib..

Parahnya dia dengan sombong tidak mau meminta maaf!.

Kesombongannya ini membuat semua orang menjauhinya, dan tidak ada satupun yang perduli padanya, bahkan hidupnya setelah itu sangat miskin dan terlunta lunta dengan menjual daging ikan kering.

Dan di saat ia meninggal, ia mati dalam keadaan miskin bahkan kain kafannya pun tak mampu dibeli dan akhirnya diberi oleh seseorang. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB