Inilah Perbedaan Tiga Karya Kaligrafi Para Juara Musabaqah Khat Riq’ah ASEAN
Cari Berita

Advertisement

Inilah Perbedaan Tiga Karya Kaligrafi Para Juara Musabaqah Khat Riq’ah ASEAN

Duta Islam #03
Jumat, 15 September 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Gus Ahmad Atho'illah, Ketua Panitia Hari Santri 2017 PP RMI NU

DutaIslam.Com - Festival dan Pameran Kaligrafi ASEAN 2017 merupakan agenda tingkat internasional yang diselenggarakan Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (PP RMI) NU dalam rangka Hari Santri (Hasan) 2017. Ratusan karya kaligrafi berkelas internasional dipajang di lokasi acara, aula Pesantren Manba’ul Ulum Denanyar, Jombang, Jawa Timur mulai Kamis-Ahad, 14-16 September 2017.

Ahmad Atho’illah (Gus Aik), ketua panitia Hasan 2017, menjelaskan, pemilihan karya terbatas hanya pada media kaligrafi kertas (tradisiolanal) mengingat awal mula kaligrafer mengembangkan inspirasi berangkat dari kertas sebelum beranjak ke media lain semacam kayu, kaca, sterefrom, air dan lainnya.

“Keindahan itu bukan hanya terletak pada media nya saja, tapi karakter huruf yang digoreskan pena penulis khat,” ujar cucu KH Bisyri Syansuri tersebut kepada Harisantri.com, Jumat (15/9/2017).
Didampingi ketua panitia lokal, Ustadz Atho’illah (kebetulan namanya sama), Gus Aik menjelaskan mengapa hasil kompetisi “Musabaqah Khat Riq’ah ASEAN” karya dari tiga kaligrafer yang dipajang di pameran bisa beda rasa sesuai tingkatan juara.

Antara karya Abdullah Mukhtar Syafi’i (Juara I), Maulizar M Yunus Ibrahim (Juara II) dan Rini Yulia Maulidah (Juara III), ada perbedaan dan persamaan. Jika Anda jeli, pasti ada karakter antara karya-karya mereka di bawah ini walau mereka menulis kalimat Arab yang sama, berikut:
Karya Juara I Riq’ah ASEAN, Abdullah Mukhtar Syafi’i
Abdullah Mukhtar, kata Gus Aik, mendapat juara pertama karena para juri lomba menemukan gaya khat riq’ah nya ada khas tsulusti. “Riq’ah itu kan kaku, tapi Mukhtar bisa melenturkan dengan gaya tsulutsi yang punya ciri goresan yang melengkung lembut dan halus. Ini sulit dilakukan,” jelasnya.
Karya Juara II Riq’ah ASEAN, Maulizar M Yunus Ibrahim
Sementara itu, Maulizar dapat juara II karena goresan khat riq’ahnya lebih unggul pada keserasian menyusunnya baris (satar) huruf. “Maulizar ini bisa membuat rapi antara ujung atas dengan ujung bawah huruf. Karakter goresan riq’ahnya juga sangat kuat, namun tarkib (penyusunan) hurufnya kurang pas ala riq’ah,” tandasnya sambil menunjuk perbedaan karaternya.

Karya Juara III Riq’ah ASEAN, Rini Yulia Maulidah
Sementara Rini Yulia mendapatkan juara III karena dianggap kurang konsisten menulis karakter huruf per huruf. “Kadang hurufnya miring ke kiri, tapi ada yang dominan terlalu kiri. Tapi goresan dia halus hampir mirip dengan karya Mukhtar yang juara satu,” terang Gus Aik.

Dari festival dan pameran kaligrafi tingkat ASEAN ini, Gus Aik berharap, akan ada karya-karya kaligrafi bermunculan agar para santri makin mandiri, sesuai tema Hari Santri 2017, “Santri Mandiri, NKRI Hebat!”. [dutaislam/ab/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB