[Khianat] Tuduh Intoleran Soal Dauroh Pesantren di Karimunjawa, MD Pilih Berhadapan dengan Warga?
Cari Berita

Advertisement

[Khianat] Tuduh Intoleran Soal Dauroh Pesantren di Karimunjawa, MD Pilih Berhadapan dengan Warga?

Jumat, 08 September 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Pengurus PDM saat menunggu surat tembusan camat Karimun di rumah KH Ubaidillah Umar (tengah). Foto: Luluk
DutaIslam.Com - Betul nian jika ada wahabi masuk wilayah, konflik dan ketegangan akan segera muncul di sana. Mirip Suriah dan negara Timur Tengah yang berkonflik.

Begitulah yang terjadi saat bangunan yang dulu dianggap warga Karimunjawa sebagai hotel, tiba-tiba akan dibuat pesentren oleh Yayasan Bina Muwahhidin yang berpusat di Surabaya. Dutaislam.com pernah mengulasnya. Baca: Yayasan "Wahabi" Masuk Atas Nama Pesantren Muhammadiyah, Karimunjawa Memanas.

Mengetahui Yayasan Bina Muwahhidin beraliran wahabi, warga Karimunjawa sebetulnya sudah menurunkan tensi sejak kisruh pesantren wahabi yang menggunakan platform Muhammadiyah itu terjadi. Antara PDM Jepara dan PCNU Jepara pun sepakat untuk mengelola pesantren tersebut dengan nama Pesantren Tahfidz Al-Qur'an MuhammadiNU, pesantren gabungan MD dan NU pertama di dunia.

Namun pihak yayasan ternyata bermain "tusuk" belakang. Dasar kelakuan khas wahabi, Bina Muwahhidin pun kemudian secara sepihak menyerahkan tanah dan bangunan di Karimunjawa kepada PP Muhammadiyah. Merasa ada "rejeki nomplok" bangunan pesantren di Karimun, Ittihadul Ma’ahid Muhammadiyah (ITMAM/Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah) mengirim 47 orang untuk nyantri di sana, tanpa konsultasi, minim komunikasi. Pokoknya ada bangunan nganggur, sikat!

"Wah, wahabi mulai datang ini," begitu salah satu asumsi yang keluar dari warga Karimun karena tidak mengetahui asal usul mereka. Para santri yang datang tak diundang, pulang pun tak diantar. Pasalnya, PD Muhammadiyah Jepara tidak tahu sama sekali soal serah terima gedung wahabi di Karimun kepada PP Muhammadiyah.

Padahal, dulunya, antara PDM dan PCNU sepakat tidak akan menggunakan fasilitas itu kecuali resmi dikelola bareng atas nama Pesantren Tahfidzul Qur'an MuhammadiNU, bukan dengan nama Pesantren Al-Quds Muhammadiyah Karimunjawa, sebagaimana nama yang diinginkan yayasan wahabi.

PDM Jepara juga tidak tahu ada dauroh. Mereka juga mengaku tidak pernah dipasrahi santri-santri penghafal Al-Qur'an di pesantren tanpa pangasuh itu. "Tahu-tahu sudah 'mak bedunduk' ada di lokasi," demikian Kata Ulul Albab, Sekretaris PCNU saat bertemu dengan Dutaislam.com di Jepara, Jumat (08/09/2017).

Menurut keterangan Rais Syuriah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Umar, dulu pihak yayasan tidak akan menyerahkan wakaf bangunan kepada siapapun sesuai amanat wakif (pemberi wakaf). Termasuk kepada Muhammadiyah. Ironisnya, di belakang hari, tiba-tiba diserahkan ke PP Muhammadiyah tanpa komunikasi dan konfirmasi kepada PCNU Jepara maupun PDM Jepara yang sudah berbulan-bulan menenangkan warga Karimunjawa.

Oleh situs ala-ala Muhammadiyah sangpencerah.id itu, warga Karimunjawa malah dituduh intoleran karena meminta tidak ada aktivitas di pesantren sebelum terbit IMB dan ijin operasional pengelola. Warga Karimun menginginkan agar pesantren tidak beroperasi jika tidak dikelola oleh PDM Jepara bersama PCNU Jepara, sebagaimana kesepakatan awal.

Andai saja yayasan Bina Muwahhidin tidak main belakang dengan manuver munafiq menyerahkan kepada PP Muhammadiyah, situasi Karimunjawa tak akan memanas lagi karena pengurus PDM maupun PCNU sudah calling down dan slow.

Baca: Kronologi Warga Karimunjawa Jepara Disebut Intoleran oleh Situs Muhammadiyah

"Kalau dikelola oleh PDM Jepara, silakan. Muhammadiyah Jepara maksudnya, yang sudah dikenal karakter moderatnya oleh warga Karimun dan warga Jepara pada umumnya. Tapi jika masih disusupi Al Quds-nya, dia siap-siap berhadapan dengan NU yang jelas menolak sel-sel radikal tumbuh di Karimunjawa," ujar Mbah Ubaib, Syuriah NU, Jumat (08/09/2017).

Hadirnya 47 peserta tahfidz jelas membuat warga merasa "ditusuk" dari belakang. Kesepakatan yang selama ini dibangun ternyata dikhianati oleh yayasan wahabi. Apalagi pihak ITMAM menuduh intoleran warga Karimunjawa. "Ini sudah keterlaluan," kata Luluk, sekretaris PCNU Jepara.

Padahal, kata Luluk, status tanah dan bangunan milik Yayasan Bina Muwahhidin di Karimunjawa sudah disepakati akan ada dan beroperasi jika dilengkapi ijin operasional. Ini surat dari Camat Karimunjawa soal hasil pembahasan sejarah pesantren yang menuai polemik itu, dikirim kepada Dutaislam.com, Kamis (07/09/2017).

hlm. 1
hlm. 2
Andai saja ITMAM di PP Muhammadiyah mengetahui sejarah bangunan, mereka tidak akan mau diadu domba oleh yayasan wahabi ala-ala Bina Muwahhidin Surabaya itu. Betul nian, wahabi masuk desa, kisruh semua. Bangunan belum jadi saja sudah main rusuh dan misuh-misuh intoleran, apalagi kalau sudah jadi. Karimun mau dibuat konflik? [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB