SMP IT "Wahabi" Nurul Fikri Masuk Desa, Spanduk Dibentang Karena Lelah Dirayu-Rayu Yayasan
Cari Berita

Advertisement

SMP IT "Wahabi" Nurul Fikri Masuk Desa, Spanduk Dibentang Karena Lelah Dirayu-Rayu Yayasan

Rabu, 02 Agustus 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Caption provoaksi yang memfitnah warga NU Wonorejo Sidoarjo
DutaIslam.Com - Beberapa hari terakhir viral foto sebuah spanduk bertuliskan "Ansor, Banser, Pagar Nusa dan Warga Desa Sumberrejo menolak berdirinya Lembaga yang Tidak Sefaham dan Seakidah dengan NU (Nahdlatul Ulama)" dengan caption "katanya paling toleran?" oleh akun IG @dakwah_tauhid.

Adanya caption ngawur tersebut, membuat marah Netizen NU di beberapa tempat. Dutaislam.com mendapatkan konfirmasi bahwa spanduk tersebut murni dibuat warga Sumberejo, Wonoayu, Sidoarjo Jawa Timur. Bukan resmi dari lembaga NU semacam Ansor, Pagar Nusa dan lainnya, sebagaimana tercantum di teks spanduk.

Spanduk tersebut dibuat karena merasa dirayu terus oleh pihak SMP Islam Terpadu Nurul Fikri (SMP IT NF) agar menerima berdirinya sekolah itu di lokasi tanah Rt. 03 Sumberejo. Warga menolak karena dianggap mengusung paham anti aswaja, dekat dengan wahabi dan lainnya, meski pihak Yayasan Ath Thoyyibah (penggagas), membantah.

Katerangan yang terkumpul, warga dirayu yayasan dengan iming-iming anak-anak Sumberejo akan gratis sekolah di SMP IT itu. Walau sudah berhasil "membujuk" kades setempat dan mantan sekdes juga sempat teken MoU (setuju pendirian SMP IT) dengan pihak yayasan, namun warga bersikukuh tidak setuju.

Warga Sumberejo sudah pernah melakukan musyawarah di rumah tokoh masyarakat setempat pada 7 Juni 2017. Musyawarah yang diketahui oleh kaders Sumberejo itu, tercatat ada 27 hadirin yang semuanya bertanda tangan menolak alias setuju enyah.

Sudah ada penolakan, namun pihak yayasan terus merayu. Tidak betah, suara penolakan itu dibuat warga dalam spanduk yang "mengatasnamakan" NU dan Banom NU (Ansor dan Pagar Nusa), tanpa konfirmasi kepada ketua masing-masing.

Melihat spanduk yang terpasang pertengahan Ramadhan lalu, Ketua Ansor setempat cukup kaget. Setelah diklarifikasi pihak Ansor, katanya, warga memasang tulisan tersebut karena kultur warga desa Sumberejo adalah Nahdliyyin.

Meski sudah banyak yang menolak, pihak yayasan masih saja terus bergerilya mencari dukungan dan simpati warga Rt. 03 dengan cara menggelar acara halal bi halal yang konon dibiayai full dari yayasan SMP IT NF. Mereka masuk melalui mantan sekretaris desa yang kini jadi staf di Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Warga meminta acara itu dibatalkan.

Pada 18 Juli 2017, kades sempat menggelar musyawarah dengan warga, pihak SMP IT NF, mengundang kapolsek, MUI Wonoayu. Kades juga mengundang MWC NU, Ansor, Banser, Pagarnusa Wonoayu, dengan tujuan mendengarkan aspirasi warga.

Hasil kesepakatan bahwa SMP IT NF tidak didirikan di Sumberejo, ditandatangani oleh warga, kades, pihak SMP IT Nurul Fikri. Disaksikan pula oleh Kapolsek, MUI Wonoayu, MWC NU, Ansor, Banser dan Pagarnusa, yang diundang hadir acara.

Dari keterangan di atas, spanduk yang dianggap mencabik intoleransi sebetulnya hanya propaganda untuk mengobrak-abrik kecintaan warga NU Wonorejo kepada amaliyah aswajanya. Kiranya betul jika ada yang menyatakan, satu wahabi cingkrang saja masuk desa, seluruh penghuninya bisa kocar-kacir.

Banyak bukti menyatakan, cara ajaran wahabi dan komunitasnya masuk desa salah satunya dengan pendidikan, perumahan, masjid maupun majelis ta'lim. Kapan mereka masuk lewat makam yah? [dutaislam.com/ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB