Pancasila dalam Retorika Tauriyah Haram Juru Bicara HTI
Cari Berita

Advertisement

Pancasila dalam Retorika Tauriyah Haram Juru Bicara HTI

Kamis, 03 Agustus 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Juru Bicara HTI Ismail Yusanto (Foto: DetikNews)
Oleh Ayik Heriansyah

DutaIslam.Com - Tauriyah adalah ungkapan bersayap yang maknanya multi tafsir. Perkataan yang maknanya ditangkap lawan bicara berbeda dengan makna yang dimaksud pembicara. Pembicara sengaja menyembunyikan makna yang sebenarnya untuk alasan etika, keamanan dan keselamatan dirinya.

Contohnya ketika Nabi Muhammad saw hijrah bersama Abu Bakar ra di tengah kejaran kaum Quraisy. Di tengah perjalanan, Abu Bakar ra ditanya orang yang mengenalnya. Siapa orang yang bersamamu? Abu Bakar menjawab: Ia adalah penunjuk jalanku. Makna yang ditangkap penanya, penunjuk jalan sebagai guide. Tapi sebenarnya maksud Abu Bakar ra, penunjuk jalan hidup menuju Allah swt.  (Syaikh Abdul Muhdin al-Abbad dalam Syarah Sunan Abu Dawud). Karena alasan keamanan dan keselamatan Nabi saw dan dirinya, Bakar ra menjawab pertanyaan tadi dengan retorika tauriyah.

Para ulama telah membahas hukum tauriyah. Tauriyah dibolehkan jika membawa kemashlahatan syar'i. Namun tauriyah jadi makruh apabila tidak ada alasan mendesak. Bahkan haram jika tujuannya membawa kepada sesuatu yang haram. Hanya saja, tauriyah dengan cara sembrono bisa menjerumuskan orang pada perbuatan dusta.

Karena aktivitasnya bersifat politik praktis, Hizbut Tahrir di negeri-negeri Islam jadi parpol terlarang. HT yang didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani pada tahun 1953 dan mendaftar secara resmi di pemerintahan Yordania, kemudian dibubarkan oleh pemerintah Yordania, sejak lahir jadi organisasi terlarang.

HT tumbuh besar dalam suasana tertekan dalam pengawasan ketat intelijen penguasa. Karena itu HT sudah terbiasa bergerak dengan metode gerakan bawah tanah. HT terlatih melakukan aktivitas kontra intelijen untuk menyelamatkan diri. Di samping itu, HT lihai menggunakan retorika tauriyah ketika berinteraksi dengan umat.

Retorika tauriyah sangat dibutuhkan oleh HT agar bisa survive di tengah kaum muslimin. Karena itu HT memiliki Juru Bicara resmi di negara yang eksistensi HT cukup besar. Jubir HT suara resmi HT. Dia ditunjuk Amir HT untuk mewakili suara HT. Orang yang ditunjuk sebagai Jubir, selain anggota senior yang menguasai isi kitab halqah, juga punya kemampuan retorika tauriyah yang tinggi.

Seperti di Indonesia, Ust. Muhammad Ismail Yusanto merupakan Jubir HT di Indonesia. Dia diangkat Amir HT Internasional untuk jadi corong resmi HT. Komentar Jubir HTI terhadap suatu peristiwa merupakan pendapat resmi HTI. Aktivis HTI yang lain dilarang berkomentar mewakili HTI. Mereka tutup mulut jika ditanya tentang sikap resmi HTI lalu menyarankan agar menghubungi Jubir HTI.

Sering kali umat bingung dengan statement Jubir HTI yang kontradiksi dengan ideologi, visi, misi dan tujuan yang diperjuangkan HT. HTI tidak menyembunyikan tekad mereka mau mendirikan Khilafah di wilayah NKRI yang berideologi Pancasila. Umat pun mafhum akan hal itu. Namun Jubir HTI Ismail menegaskan, selama ini HTI tidak pernah melakukan pelanggaran hukum maupun memiliki ideologi anti-Pancasila seperti yang dituduhkan oleh pemerintah. (link)

Pernyataan Jubir HTI di atas bagian dari retorika tauriyah. Betul  Islam yang dianut HTI tidak bertentangan dengan Pancasila karena Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa mengakui Islam sebagai agama resmi negara. Keumuman makna ideologi Islam juga berlaku untuk semua ormas Islam.

Hanya saja, ideologi Islam ala HTI berbeda dengan ideologi Islam yang diyakini ormas lain seperti NU, Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, dll. Ideologi Islam ormas-ormas Islam tadi mengakui keabsahan NKRI sebagai negara yang syar'i sehingga mereka tidak berpikiran mau mengubah NKRI menjadi negara yang lain, misalnya Khilafah atau negara Islam Indonesia.

Mereka menerima NKRI tanpa merasa berdosa karena merasa menentang hukum syara'. Karena itu ormas-ormas yang berideologi Islam tinggal beramal shaleh membangun kehidupan Islam dalam naungan NKRI.

Sebaliknya, ideologi Islam ala HTI meyakini NKRI sebagai darul kufur karena tidak menerapkan syariat Islam maksudnya tidak memformalkan syariat Islam sebagaimana yang termaktub di Rancangan UUD Khilafah versi HTI Pasal 2: Darul Islam adalah negeri yang didalamnya diterapkan hukum-hukum Islam, dan keamanannya didasarkan pada keamanan Islam. Darul kufur adalah negeri yang didalamnya diterapkan peraturan kufur, dan keamanannya berdasarkan selain keamanan Islam. ( Daulah Islam, terj Bab Rancangan UUD. Hal. 325, cet-2, Februari 2006, HTI Press).

Perbedaan Darul Islam dan Darul Kufur terletak pada penerapan hukum-hukum syara' (formalisasi syariah) atau tidak, dan keamanan di tangan umat Islam atau tidak, juga tertera di kitab-kitab resmi HTI: Nizhamul Islam, Mafahim HT, at-Takattul Hizbi, Daulah Islam, Ajhizah Daulah Khilafah, Muqaddimah Dustur, dll.

HTI sendiri meyakini NKRI yang berdasarkan Pancasila bukanlah Darul Islam. Memang belum terdengar pernyataan Jubir HTI tentang NKRI negara Kufur, namun dari af'al HTI yang gigih memperjuangkan Khilafah, secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa NKRI yang berideologi Pancasila ini darul Kufur jadi harus diubah menjadi darul Islam yakni Khilafah. Bukankah af'al afshah min aqwal.

Dari tinjuan syar'i, jumhur ulama di Indonesia sepakat tentang keabsahan NKRI. Ide Khilafah yang diperjuangkan HT yaitu negara yang mengadopsi rancangan UUD versi HT dan dipimpin oleh kader terbaik HT (Amir HT), sebagai wacana ilmiah, dipersilahkan. Bagian dari ikhtiar ijtihadiyah yang hukum asal memperjuangkannya mubah bukan fardhu kifayah seperti anggapan anggota HTI.

Sayangnya, ide Khilafah jadi agenda politik praktis HTI, yang dipaksakan dengan metode thalabun nushrah, metode kudeta ala HTI. Dalam konteks NKRI, gerakan HTI meng-Khilafah-kan Indonesia terkategori bughat, yang hukumnya haram.

Karena itu, retorika tauriyah yang sering disampaikan oleh Jubir HTI sarat kepentingan politik. Keamanan dan keselamatan yang jadi dasar dibolehkannya bertauriyah tidak memenuhi kriteria syar'i karena bersifat terbatas untuk HTI saja bukan untuk umat secara keseluruhan. Ditambah tujuan HTI meng-Khilafah-kan Indonesia adalah bughat. Diduga kuat retorika tauriyah Jubir HTI akan jatuh pada keharaman karena tujuannya haram. Sesuai kaidah ushul fiqih: al-wasilatu ila harami, haramun. [dutaislam.com/ab]

Ayik Heriansyah, pegiat di Institute for Democracy Education/ 
Mantan Ketua HTI Babel

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB