DutaIslam.Com - Dulu ada kebijakan RERA (reorganisasi dan rasionalisasi) yang menyebabkan tentara NU harus keluar dari kedinasan karena diwajibkan memiliki ijazah sekolah formal. Secarik kertas yang tentu saja tidak mereka miliki karena rata-rata mereka tidak sekolah.
Padahal selama revolusi kemerdekaan, para anggota laskar itu selalu di baris depan pertempuran. Tidak ada yang meragukan reputasi Laskar Hisbullah dan laskar-laskar santri yang lain.
Di tetangga Parakan, Temanggung, malah masih berdiri Ponpes Parak Bambu Runcing. Di pesantren ini dulu para pejuang membawa bambu runcing untuk "disuwuk" kiai sebelum maju ke medan laga.
Karena kebijakan RERA itu, prajurit NU yang rata-rata tamatan pesantren tak bisa melanjutkan pengabdian di militer. RERA adalah kebijakan yang bertanggung jawab atas tiadanya atau langkanya jenderal NU di militer Indonesia saat ini.
Kini muncul kebijakan FDS. Apakah akan menjadi lonceng kematian madin/ponpes? Apakah nasib kedua lembaga itu akan serupa dengan para pejuang anggota laskar di atas? Bisa jadi. Mari tolak Five Days School selamanya. [dutaislam.com/ab]