Jika Muhadjir Tidak Punya Niat Baik Atas Ngototnya FDS, Dia Bakal Kena Adzab Hizib Nasr
Cari Berita

Advertisement

Jika Muhadjir Tidak Punya Niat Baik Atas Ngototnya FDS, Dia Bakal Kena Adzab Hizib Nasr

Sabtu, 22 Juli 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Abu Hadzifa

DutaIslam.Com - Ngototnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy atas diberlakukannya Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang diterbitkan pada 12 Juni 2017 lalu hingga kini masih menyisakan persoalan.

Pada Jumat 21 Juli 2017 lalu, puluhan ribu orang gelar aksi menolak. Bahkan ketika berkunjung ke pesantren dalam rangka sosialisasi pun dia justru disodori tanda tangan menolak. Eng ing eng, kecelik!

Menuai kontrioversi, Presiden Joko Widodo pun harus memanggil KH Ma'ruf Amin untuk membicarakan secara srius di istana bersama Muhadjir. Masih ngotot juga, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU meruwat Muhadjir dengan pembacaan massal shalawat Nariyah 4444 kali beserta Hizib Nashr, doa yang terkenal di kalangan pesantren sangat mujarab untuk meminta pertolongan kepada Allah agar sadar atau modar.

Alasan rasional dari PBNU, RMI, dan seluruh kelompok yang menolak tidak digubris Muhadjir. Maka, ritual ala santri merapalkan Nariyah dan Hizib adalah sinyal penolakan mutlak kalangan pesantren dan pendukung eksistensi Madrasah Diniyah yang selama ini merasa terancam dengan kebijakan sepihak, dan sak udele dewe dari menteri asal Muhammadiyah tersebut.

Marapal hizib dari ijazah bersambung kepada Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabar yang dikenal dengan Syeikh al Syazili (lahir di Ghammarah Moroko pada tahun 593 H) berarti ada genderang perang yang sedang ditabuh.

Manfaat Hizib Nashr dipercaya kalangan pesantren sebagai permintaan pertolongan lewat wasilah Syeikh Syadzili. Dari namanya saja, Nashr artinya meminta tolong. Di jagad santri, hizib tersebut tidak mudah dikeluarkan jika tidak dalam kondisi terdesak.

Bahkan sang mujiz (pemberi ijazah) selalu mewanti-wanti kepada santrinya agar tidak mudah mengamalkan hizib tersebut di sembarang tempat. Sebagaimana juga Nariyah (berarti cahaya panas) yang kalanga jin pun acap ketakutan lari terbirit-birit.

Orang yang dirapal Hizib Nashr biasanya akan menempuh kesulitan hidup bahkan mati dalam kondisi mengenaskan. Kecuali yang dihizib di pihak yang benar dan tidak ada niatan untuk mencelakakan orang lain yang sedang berjuang untuk syiar agama Islam.

Jika menteri pendidikan sekarang ingin menyingkirkan Madin, TPQ dan majelis lain lewat Permen nya, lalu mengalihkan dana 20 persen APBN untuk kalangan yang dia anggap membesarkan dirinya, bukan tidak mungkin ia akan menerima musibah atas Hizib Nashr yang dirapal di seluruh Indonesia pada malam Jumat Kliwon, Juli 2017 silam.

Semoga saja tidak, dan dia mendapatkan keberkahan dan pertolongan Allah SWT. Semua terjadi atas kehendaknya. Keserakahan dan kedengkian selalu berakhir tragis di dunia. [dutaislam.com/ab]

Abu Hadzifa, tinggal di Semarang

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB