[Surat Publik ke Amin Rais] Kini Kami Tahu Siapa Kau, Bapak!
Cari Berita

Advertisement

[Surat Publik ke Amin Rais] Kini Kami Tahu Siapa Kau, Bapak!

Sabtu, 03 Juni 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami

Oleh Iyyas Subiakto

DutaIslam.Com - Seperti disengat lebah ujung hidung saya mendengar berita bahwa Bapak (Amin Rais, red) mengakui menerima uang haram dari Siti Fadillah dan Rohim Dhamhuri. Saya masih berharap uang itu salah kirim, tapi masak bisa salah nomor rekening karena rek bank biasanya agak panjang nomornya, lagi pula tidak disimpan dikontak Hp sehingga tidak bisa salah pencet.

Pak Amin, baru saja saya dipanggil dan diminta menulis surat pernyataan maaf oleh teman-teman yang bijak dari PP Muhammadiyah Jatim karena saya menulis tentang Bapak dan Pak Din. Saya lakukan dengan rasa tanggungjawab di depan Kapolsek Waru.

Sebagai warga Muhammadiyah, teman-teman terlukai dengan tulisan saya tentang Bapak dan Pak Din. Apakah sekarang kawan-kawan nan bijak itu tidak ikut terluka manakala Bapak melakukan hal terhina, padahal Bapak adalah pimpinan yang diagungkan tanpa bantahan.

Kemudian saya kaget saat Bapak dan teman-teman meluncurkan buku "Usut Korupsi Ahok" di gedung sakral rumah rakyat, di MPR. Bapak memberi kata pengantar atas nama kebenaran. Kami gusar karena kalau fakta itu tidak ada, alangkah terhinanya kita, dan Bapak, -khususnya-, mengatakan yang tidak ada, dan kini Bapak ditengarai melakukan hal yang terhina itu dengan jumlah seujung kuku.

Pak Amin, saya pernah menulis surat ke rumah Bapak kalau tidak salah 1 tahun yang lalu. Saya memberi masukan bahwa Bapak tidak usah lagi keluyuran di jalan jadi reformis murahan. Kenapa tidak back to campus sebagai negarawan, memberi tauladan anak-anak muda yang butuh energi kebenaran, bukan menerima hasutan karena nafsu setan.

Sosok Bapak masih tercatat sebagai tokoh reformasi negeri ini, kenapa hal ini bisa terjadi? Apa Bapak sudah lupa diri bahwa berjuang tidak bisa dikawinkan dengan pecundang apalagi jadi pialang karena pasti mengkristal menjadi jal4ng.

Saya pernah menerawang, Bapak dan Pak Jokowi dua pendekar dari Solo yang telah mengguncang Indonesia dengan kiprah politik nan cantik. Sayang Bapak begitu syirik kepada Pak Jokowi. Nazar jalan kaki dari Solo ke Monas yang tidak Bapak lakukan menjadi hempasan moral pertama buat Bapak, karena kemenangan Jokowi adalah kemenangan rakyat yang berdaulat, bukan dibuat-buat.

Begitu Bapak salah hitung, we and you is end. Sejak kasus itu, Bapak makin liar. Bapak terseret pada orasi demo pinggir jalan yang isinya bukan kelas Bapak. Tapi karena Bapak ikut di sana, akhirnya Bapak menjadi kelas yang sama dengan mereka.

Rasullullah berkata, bila engkau ingin tau siapa dirinya, lihatlah siapa kawannya, it clear, now we know who are you. Namun dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya masih berharap polisi tidak menemukan P21, dua alat bukti yang diumumkan Pak Amin Rais terbukti menerima uang korupsi, done!.

Kalau itu terjadi, maka saya akan membaca surat Ali Imran ayat 26: "Tuhanlah yang memberi kemuliaan, dan Dia juga menghinakan (membiarkan terhina)". Apakah itu buah perbuatan atau suratan, kayaknya tipis untuk melihat perbedaannya.

Akhir kalam saya sampaikan, semoga Bapak ikhlas dan kuat menghadapinya. Tidak perlu sampai seperti teman Bapak yang mau melumpuhkan Indonesia, karena ketahuan suaranya mirip embek dikandang kambing, tapi ngelesnya sampai ke ujung dunia, padahal buktinya ya sudah ada. Terus, apa kata dunia kalau imamnya saja kelasnya pendusta, lha pengikutnya apa bukan durjana?

Pak Amin, semoga Bapak diparengi sehat, bisa menjalankan puasa di bulan Ramadhan yang penuh ampunan. Semoga bila ada sedikit sesal, Allah akan mempertimbangkan ampunan, asal Bapak tidak menyimpan yang lain di lipatan ingatan karena akan bisa menjadi kasus susulan seperti fitnah yang bersahut-sahutan, yang selama ini Bapak tuliskan, dan kini semua terbantahkan.

Indonesia sedang berduka karena guru bangsanya sedang menuai karma perbuatannya. Wallahua'lam. [dutaislam.com/ab]

Source: Status Iyyas Subiakto
         ⁠⁠⁠⁠
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB