DutaIslam.Com - Beberapa tahun lalu, ketika lebaran Idul Fitri, kami sowan halal-bihalal ke kediaman KH Nafi' Abdillah, di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Karena saking banyaknya tamu, kami harus berdesak-desakan dari mulai masuk sampai ketika duduk. Lalu dengan rendah hati, beliau berkata:
"Kene kene unjel-unjelan lah yo, malah anget!"
"Sini-sini, berdeask-desakan tak apa yah, malah anget!"
Beliau lalu tersenyum, membuat kami pun ikut tersenyum, "ancen omahe cilik, wes mugo-mugo wae sok neng kono diwehi omah sing jembar/ rumahnya memang kecil, semoga saja besok di sana diberi Allah rumah yang luas," lanjut beliau.
Serempak kami pun mengaminkan ucapan beliau itu. Pesan beliau waktu itu:
"Pesenne yo. Ojo mikir perkoro sing durung digawe Gusti Allah! Contone, kanggo bapak-bapak, ora usah mikir pengen dadi wong sugeh. Lah trus pye? Yo sing ono wae disyukuri ndisik. Kanggo sing enom-enom, ora usah mikir sok bojomu sopo, sopo wae nek iku ora jodohmu, masiho mbok lamar sampek ping pitu likur yo tetep wae ora dadi jodomu. Tapi nek iku pancen jodomu, masiho mbok tolak sampek ping songo likur, yo tetep wae dadi jodomu," pesan beliau begitu sejuk.
"Pesen yah. Jangan berpikir apa yang belum dibuat oleh Allah. Contoh, buat bapak-bapak, jangan berpikir jadi orang kaya. Terus bagaimana? Yang sudah ada disyukuri saja. Dan buat anak-anak muda (jomblo), jangan berpikir pasangan jodohnya besok siapa. Siapa saja kalau dia bukan jodoh, walau dilamar 27 kali pun tetap tak bisa jadi jodoh. Tapi kalau dia jodohmu, walau kalian tolak 29 kali, ya tetap akan jadi jodohmu," pesan beliau begitu sejuk.
-----
Pesan beliau di lebaran berikutnya; "pesenne bapak Mbiyen (Mbah Dullah), nek pengen anakmu dadi wong, nek sodaqoh opo wae diniati nyedekahi anakmu. Iki nek sing sodaqoh iku bapake, ganjaran sodaqoh iku iso dadi 4 in 1. Loh, sodaqoh iku yo ono sing 4 in 1 barang," ujar beliau.
"Pesan bapak (KH Abdullah Salam), kalau ingin anakmu jadi orang, kalau sedekah apa saja diniatkan untuk menyedekahi anakmu. Kalau sedekah bapaknya, maka pahala sedekahnya akan jadi 4 ini one (1). Sedekah itu ada yang four ini one juga," ujar beliau.
Kemudian melanjutkan keterangan, "nomer siji, bapake sing shodaqoh entuk ganjaran, wong tuwo lorone bapake lanang wedok yo entuk, terus anake sing dishodaqohi. Lah nek sing shodaqoh iku mau ibuke, iki ganjaran shodaqohe malah dadi 7 in 1. Ibuke sing shodaqoh, wong tuwo lorone ibuke, terus bojone sing luru nafkah nggo shodaqoh, wong tuwo lorone bojone, terus anake sing dishodaqohi.
Iku nek pengen anakmu dadi wong. Lah opo ono anak wong ora dadi wong? Ono. Lah iku nek nuju ono bocah lanang wedok ngumpet nek nggon sepi, terus sing lanang muni ngene, kene wae lho sing ora ono wong. Lahhh, berarti cah loro mau kan ora wong. Sing keno diarani wong iku yo sing gelem ngelakoni kewajibane, gelem ngaji, iku sing diarani wong".
Artinya: nomor satu, bapak yang sedekah (untuk anaknya) akan mendapatkan pahala, begitu juga (nomor ke-2 dan 3) kedua orang tua bapak dan ibu anak juga dapat, dan tentu sang anak (ke-4) juga dapat pahala. Kalau yang sedekah justru ibunya si anak, pahala sedekahnya malah jadi 7 dalam satu (one: 1), yaitu: kedua orang tua sang ibu, suaminya yang mencari nafkah untuk sedekah, kedua orang tua sang suami (bapak) dan terakhir, sang anak juga dapat pahala sedekah dari ibunya.
Itu kalau kamu ingin anakmu jadi orang. Apa ada anak yang tidak jadi orang? Ada. Lha itu ketika ada anak laki-laki dan perempuan sembunyi di tempat sepi dan sang anak laki-laki itu bilang, "ke sini loh yang tidak ada orang". Berarti mereka bukan orang dong! Yang bisa disebut orang itu yang mau melakukan kewajibannya, mau ngaji. Itu yang disebut orang.
------
"Kalau kamu makan, di tengah-tengah makan itu jangan minum. Setelah makan jangan langsung minum tapi tunggu hingga 30 menit kemudian. Itu obat segala penyakit. Dulu saya pernah kena penyakit gula (diabetes), saya bawa ke dokter disarankan diet. Karena tidak betah diet, saya sowan ke Habib Luthfi. Oleh Habib Luthfi dikasi ijazah tadi: kalau habis makan jangan langsung minum tetapi harus menunggu hingga 30 menit kemudian. Itu obat segala penyakit. Saya lalu bertanya kepada santri sini yang jadi dokter, apa benar kalau itu obat segala penyakit? Jawabnya, oh iya betul kiai! Kok tidak diberitahukan kepada banyak orang kenapa? Dia jawab: kalau banyak orang yang tahu nanti tidak ada yang sakit lah kiai!"
------
Jika pesan KH Nafi Abdillah yang diriwayatkan oleh Totok Suryanto Semarang di atas Anda rasa bermanfaat, silakan disebarkan kepada saudara muslim lainnya. Kepada pemuda jomblo yang bingung mencari jodoh, bapak yang ingin anaknya sholeh serta orang yang ingin sembuh dari segala penyakit. [dutaislam.com/ab]
