DutaIslam.Com - Ketika berada di Madinah, Mbah Sholeh Darat pernah kesulitan memahami keterangan sebuah kitab. Kemudian beliau menemui Kiai Zaenal yang saat itu mukim di Madinah. Kepada Mbah Sholeh Darat, Kiai Zaenal berkata:
"Jika pulang ke Semarang, temuilah muridku yang bernama Joyo. Ia tinggal di sebelah Timur Semarang (Kaligawe). Tanyakan saja padanya tentang masalahmu itu."
Saat Mbah Sholeh sudah berada di Semarang, mbah Joyo dicari. Tak ada satu rumah pun kecuali sebuah gubuk di tengah padang ilalang yang ditemukan.
Mbah Sholeh pun bertanya kepada seorang nenek prnghuni gubuk tersebut yg ternyata adalah istri Mbah Joyo. Beliau diberitahu kalau Mbah Joyo sedang ke Semarang. Konon mbah Joyo dulunya dikenal sebagai seorang perampok. Nisbat negatif yang dikenal masyarakat soal siapa Mbah Joyo.
Tak lama kemudian mbah Joyo dengan membawa geronaknya. Setelah Mbah Sholeh menyalami, Mbah Joyo pun masuk ke rumah, berganti pakaian. Tak berapa lama Mbah Joyo keluar menemui Mbah Sholeh Darat dan berkata,
"Kalau yang menyuruh bukan Kiai Zaenal, kupukulin kamu. Sini katakan masalahnya!" Begitu kata Mbah Joyo.
Setelah diterangkan apa yang ditanyakan dan mendapatkan jawabannya, Mbah Sholeh Darat pun berpamitan, pulang.
Suatu ketika, saat Mbah Sholeh kembali menemui kesulitan memahami keterangan kitab seperti sebelumnya, beliau sowan mbah Joyo lagi. Namun anehnya Mbah Sholeh tak menemukan sebuah rumah atau sebuah gubuk pun di sana seperti waktu pertama kali sowan.
Aneh, tak ada bekas tempat yang pernah dihuni orang juga di sana, seperti kala itu. Siapa Mbah Joyo sebenarnya? Kalau Anda tahu lanjutan ceritanya, silakan komentar di bawah kotak komen Dutaislam.com yang tersedia. [dutaislam.com/ab]
Keterangan:
Cerita di atas diriwayatkan oleh Totok Suryanto dari kiai beliau, yang juga mendapatkan sanad kisah tersebut hingga ke murid Mbah Sholeh Darat.
