DutaIslam.Com - Hasil Bahtsul Masail bertema 'Kepemimpinan Non Muslim di Indonesia" yang digelar PP GP Ansor di Jakarta pada 11-12 maret 2017, sudah mulai dipelintir bahkan oleh media-media maintream online di negeri ini.
Gorengan berita mereka, sebagaimana palacakan tim Dutaislam.com, seolah menggiring opini kalau Kiai Muda NU memperbolehkan memilih pemimpin non muslim tanpa catatan yang cukup mencerahkan. Padahal, sebagaimana pada poin 3 rilis GP Ansor, memilih pemimpin formal pemerintah (atau tidak memilih) adalah hak warga negara yang beragama.
Kepemimpinan non muslim di Indonesia, dilihat oleh Ansor sebagai persoalan yang masih debatable (khilafiyah), sehingga masing-masing pandangan yang menyatakan wajib memilih Muslim maupun boleh memilih non-Muslim sebagai kepala pemerintahan memiliki landasan dalam hukum Islam. Baca salinan rilisnya di Halaqah Bahtsul Masail Kiai Muda NU PP GP Ansor.
Namun, masih ada saja kaum cupet akal yang menyebut halaqah tersebut adalah kumpulan ulama suu (jahat/ sesat). Dalam grup WhatApp bernama FSI Pusat 1, Dutaislam.com mendapatkan kiriman screenshoot dimana salah satu anggota grup menyebar broadcats yang menyudutkan Ansor atas link berita yang dimuat Antaranews.com berjudul "Kiai Muda Perbolehkan Memilih Pemimpin Non Muslim". Ini Screenshootnya:
"Mereka tak lebih seperti orang-orang Yahudi laknatullah alaihim yang mengetahui lalu menyembunyikan apalagi mengamalkan bahkan mereka menyeru kepada kesesatan," begitu mereka menggiring teks opini untuk menyudutkan halaqah yang hasil detailnya saja belum dipublikasikan oleh Ansor tersebut.
Bahkan seorang pejabat MUI bernama Cholil Nafis pun ikut komentar nyinyir menyebut Bhatsul Masail di Kiai Muda NU itu sebagai cari masalah, bukan membahas masalah. Betapa nyinyirnya pejabat MUI, apa sudah dipesan paslon sebelah? [dutaislam.com/ ab]
