Habib Luthfi: Abdullah bin Saba' Pernah Dihukum Imam Ali Karena Mensyi'ahkan Diri
Cari Berita

Advertisement

Habib Luthfi: Abdullah bin Saba' Pernah Dihukum Imam Ali Karena Mensyi'ahkan Diri

Senin, 20 Februari 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Pelantikan Komisariat MATAN se-Surabaya dan Sidoarjo, Ahad (19/02/2017)
DutaIslam.Com - Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan menyerukan kepada semua kader Mahasiswa ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (MATAN) agar tetap menjaga ideologi aswaja dari rongrongan kelompok yang ingin memecah belah Nahdlatul Ulama (NU).

"Salah satu pelemahan dan pemecahan Nahdlatul ulama ialah adu domba antara murid dan ulama, adu domba antara ulama dan ulama, ulama dan habaib, isu Syi'ah," terang Abah Luthfi saat menghadiri pelantikan pengurus komisariat MATAN se-Surabaya dan Sidoarjo di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Ahad (19/02/2017).

Beliau mengingatkan, tujuan berdirinya MATAN adalah menyelamatkan mahasiswa NU secara ideologi dan organisasi dan menarik diri dari politik praktis. "Waspada kepada perpecahan Nahdlatul ulama, yang berakhir pada perpecahan Indonesia," kata Maulana.

Karena itulah, lanjut beliau, kader MATAN harus paham ilmu ulama (ilmal ulama), hikmah laku para ulama (hikmal hukama'), sebelum melangkah kepada politik kekuasaan (syasatal mulk). "Ini satu kesatuan," terang Abah Luthfi kepada 150 an kader dalam acara yang dibungkus dengan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Harlah MATAN ke-5 itu.

Jika salah dalam memahami langkah pemimpin, lalu dengan mudah menuduh kafir, syiah, liberal dan lainnya, maka itu akan mudah memecah belah anak bangsa. "Langkah pemimpin harusnya minimal 1000 km, tidak layak anak buah mengukur langkah pemimpin," tanda Maulana.

Soal Syiah, sudah berkali-kali jadi perhatian Abah Luthfi, utamanya kader MATAN. Di beberapa forum pengajian, isu penyesatan Syiah disebut beliau sebagai bagian dari langkah orang-orang yang ingin memecah belah anak bangsa. Orang akhirnya takut bicara sejarah kanabian karena khawatir ditusuh dan dicap syiah.

Syi'ah, kata Maulana, bermakna dua, pertama pendukung Imam Ali dan kedua sebagai madzhab. Walaupun mendukung Sayyidina Ali, namun, sejarah membuktikan, Imam Ali juga pernah menghukum Abdullah bin Saba' karena mensyi'ahkan diri (menyatakan Syiah). Artinya, Syiah itu bukan buatan menantu Nabi Muhammad Saw itu.

Membenci Syiah akan melahirkan kebencian selanjutnya kepada dzurriyah Nabi. Ini persis yang diinginkan oleh kalangan wahabi ekstrim. Padahal, Imam Ja'far Shodiq, yang disebut sebagai Imam Syiah itu, adalah ulama yang menelurkan imam-imam thoriqah besar.

Komisariat MATAN yang dilantik langsung oleh Agus Sulaiman Farih saat itu dari Kampus Uinsa, STAI Taruna, Unsuri, Taswirul Afkar, Unesa, Unair, Unusida dan Komisariat Istimewa Pondok Pesantren Al-Isma'iliyah Ngelom-Sepanjang.

Hadir dalam acara tersebut KH. Sholeh Qosim (Dewan Ifta' Jatman Wustho Jatim dan Pengasuh PP. Al-Ismailiyah Ngelom Sepanjang), KH. Kholil Arpapi (Wakil Katib Jatman Wustho Jatim), KH. Masduqi, Pengasuh Pesantren Tahsinul Ahlaq Bahrul Ulum Rangkah Surabaya dan Agus Azmi, Nadzir Masjid Agung Sunan Ampel. [dutaislam.com/ ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB