 |
| Berbaju tentara loreng Adalah Abdulhalim Belhadj (Alqaida Libya) 2011 |
DutaIslam.Com - Hemat saya, sikap NU sejalan dengan pemikiran almarhum Syeikh Ramadhan al-Bouthi, mufti Suriah yang syahid terkena bom saat sedang memberikan taushiyah. Saat ini, Mufti Suriah dijabat oleh Syeikh Ahmed Badruddin Hassoun, yang menggantikan almarhum Dr. Said Ramadhan Al-Bouthi. (Baca: Erdogan Menurut Ulama Aswaja)
Selain itu, pemikiran beliau didukung juga oleh Syeikh Badruddin Hassoun, salah satu ulama Sunni ternama di Suriah yang anaknya wafat karena tertembak atau dibunuh. Almarhum Syaikh Ramadhan al-Bouthi telah melakukan dakwah dan pendekatan diplomatis secara simpatik kepada Presiden Hafez Assad, ayah Presiden Bashar Al-Assad.
Dakwah ini sedikit banyak berpengaruh terhadap Presiden Hafez. Akhirnya, Presiden Hafez yang awalnya sangat keras terhadap para ulama dan kelompok Sunni mulai berubah dengan mengakomodasi kepentingan jamaah Sunni di Suriah. Bahkan beliau sangat keras dan anti (memusuhi) terhadap Israel dan Amerika Serikat.
Syeikh Ramadhan pun diangkat secara resmi menjadi Mufti Suriah dalam lingkup negara sekuler-sosialis Suriah yang menerapkan partai tunggal Baath. Dampak saling pengertian ini terus berlangsung hingga lahirnya kelompok ISIS yang ingin merdeka dan membentuk kekhalifahan global di satu sisi dan kelompok koalisi anti pemerintah yang menggunakan kekuatan bersenjata dan mengundang kekuatan asing untuk mendukung secara finansial dan militer.
Sikap Syeikh Ramadhan Al-Bouthi ini sering disalahpahami dan disalahartikan oleh kelompok-kelompok anti pemerintah Suriah sebagai bentuk kolaborasi dan dukungan Syeikh Ramadhan terhadap paham Syiah dan rezim Assad. Padahal ini bentuk keberhasilan dakwah beliau seperti kisah para Walisongo yang berhasil mengubah agama mayoritas rakyat Nusantara dari Hindu dan Budha menjadi Islam. [dutaislam.com/ ab]
