Gus Can sowan ke KH Baghowi Nganjuk, Jatim (Jumat, 25/11/2016). Foto: Gus Can |
Kiai Baghowi menginginkan agar sebelum mengeluarkan kebijakan, terutama yang terkait Syari'at dan Hukum Islam, Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM) bisa dioptimalkan fungsinya oleh PBNU dengan baik. Alasannya, supaya NU terhindar dari fitnah di tengah iklim politik yang kian mamanas saat ini.
"Sekarang semakin berat merawat NU. Kita harus kembali kepada pesantren beserta ajaran para kiai NU pendahulu, dan kebijakan-kebijakan NU, terutama dari PBNU, sebaiknya dibahas terlebih dahulu oleh LBM," kata KH Baghowi di rumahnya, Ngajuk, sebagaimana dilansir dutaislam.com dari Gus Candra Malik, Jumat (25/11/2016) malam.
LBM, bagi Kiai Baghowi, adalah lembaga penting di tubuh NU yang menghimpun para intelektual untuk memberikan solusi atas problem masyarakat, utamanya dalam urusan ubudiyah dan fiqih. "LBM itu komplit, cerdas dan mumpuni, layak menjadi benteng pertahanan Ahlus Sunnah wal Jama'ah An Nadhliyah," ujar Kiai Baghowi.
Senada dengan Kiai Baghowi, dalam kesempatan berbeda, Prof Nadirsyah Hosen, juga memiliki harapan agar anggota LBM tidak hanya mahir membaca kitab kuning saja. Menurut dosen senior Ilmu Hukum di Universitas Monash, Melbourne, Australia, itu, LBM juga harus melengkapi kajiannya dengan kajian ilmu sosial.
"Pemahaman kitab kuning kawan-kawan LBM boleh saja ngelotok tapi cara memahaminya masih tradisional dan juga kitab kuning saja tidak cukup," jelas Rais Syuriah PCI NU Australia dan Selandia Baru itu. [dutaislam.com/ ab]