Ini Hasil Rapat Akbar Resolusi Jihad di Tebuireng
Cari Berita

Advertisement

Ini Hasil Rapat Akbar Resolusi Jihad di Tebuireng

Minggu, 06 November 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
naskah resolusi jihad nahdlatul ulama

DutaIslam.Com - Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad yang digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah (PPSS) Tebuireng Jombang, menghasilkan Piagam Tebuireng, pada Sabtu (5/11/2016). Rapat Akbar dengan mengangkat tema “Ikhtiar untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa” ini bertujuan untuk meneguhkan kedaulatan negara Indonesia secara utuh terutama dari sektor ketahanan, pendidikan, ekonomi, dan digital melalui aktualisasi resolusi jihad yang difatwakan oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari.

Hadir dalam rapat akbar itu sejumlah tokoh dari kalangan para ulama, habaib, kiai, cendekiawan, pejabat dan praktisi professional Indonesia. Di antaranya, Pengasuh PPSS Tebuireng Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Musthofa Solo Habib Sholeh Al-Jufri, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH. Anwar Mansur, KH. Akbar Marbun (Medan), KH. Tuan Guru Turmudzi (NTB), KH. Mahfudz Syaubari, KH. Abuya Ali Akbar Marbun, KH. Hanif Muslih, Habib Nabil Al Musawwa, Habib Ahmad bin Zaen Al Kaff, dan lain-lain.

Dari kalangan pejabat dan cendekiawan profesional hadir Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjend TNI Wiyarto, Guru Besar Universitas Negeri Malang Prof Dr Imam Suprayogo, dan Sekjen Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Henry Kasfi. Mayjend TNI Wiyarto hadir mewakili Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang berhalangan karena harus memantau situasi dan kondisi Jakarta pasca demo 4 November 2016 yang diwarnai kericuhan.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Musthofa Solo Habib Sholeh Al Jufri selaku pembicara yang ikut menyampaikan perspektif dan pikiran emasnya dalam rapat akbar itu, sebagaimana dilansir dari situs tebuireng. org, menyatakan bahwa Indonesia dikuasai oleh dua komponen penting. Mereka adalah umaro’ dan ulama’. Baik buruknya Indonesia tergantung pada kelompok tersebut. Jika dua kelompok tersebut baik, maka semua akan baik dan sebaliknya jika kedua kelompok tersebut buruk maka bangsa tersebut pun akan menjadi buruk.

Habib Sholeh Al Jufri juga mengungkapkan bahwasanya setiap ulama itu memiliki umat masing-masing, sedangkan pejabat mempunyai kebijakan. Jika keduanya dapat bergabung dan bersinergi dengan baik, maka umat para ulama dapat bekerja sama melaksanakan kebijakan dari pejabat, sebagaimana yang dilaksanakan Bung Karno yang dulu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dengan KH. Hasyim Asy’ari saat mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Sebaliknya, jika kedua komponen tersebut mengalami perselisihan, maka tidak akan tercapai tujuan bersama.

Rapat berakhir dengan menghasilkan 3 poin penting yang dituangkan dalam Piagam Tebu Ireng Aktualisasi Resolusi Jihad. Piagam tersebut kemudian dibacakan oleh Dr Miftahurrohim, dosen Universitas Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, usai rapat akbar.

Dan berikut adalah bunyi lengkap Naskah Teks Piagam Tebuireng Aktualisasi Resolusi Jihad yang dihasilkan dalam Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad:

PIAGAM TEBUIRENG
AKTUALISASI RESOLUSI JIHAD


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Meneladani dan Melaksanakan Fatwa Resolusi Jihad

Kami para cendekiawan, habaib, profesional dan ulama dalam Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad di Pesantren Tebuireng

MENGINGAT:
A. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terkandung tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila di mana dalam proses perumusannya terdapat peran serta para cendekiawan, profesional dan ulama.

B. Fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 oleh para ulama mengajak umat Islam untuk bersatu dan berjihad menjaga kedaulatan Republik Indonesia yang sedang terancam oleh nafsu Tentara Belanda dan sekutunya untuk menguasai kembali wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MENIMBANG:
A. Bahwa pada saat ini para cendekiawan, profesional dan ulama menyadari ada potensi hilangnya kedaulatan bangsa dan negara.
B. Bahwa para cendekiawan, profesional dan ulama berkewajiban jihad untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara.

MEMPERHATIKAN:
A. Sejumlah kebijakan pemerintah sejak era orde baru tidak berhasil menjamin kedaulatan negara dan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, adakalanya tunduk pada kedaulatan korporasi sehingga kesejahteraan yang merata bagi seluruh anak bangsa belum terwujud.

B. Situasi dan kondisi bangsa yang penuh keprihatinan karena terancam disintegrasi bangsa, akibat merosotnya penghayatan ideologi bangsa, nilai spiritual, akhlaq, dan kepedulian sosial.

C. Kekayaan alam sebagai potensi bangsa yang sangat besar akan tidak bermakna, apabila tidak diperhatikan, dijaga dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

D. Pendidikan merupakan unsur terpenting masa depan suatu bangsa yang belum berorientasi pada kebutuhan bangsa dalam mengelola sumber daya alam.

MEMUTUSKAN:
A. Menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kongkrit dalam jihad mewujudkan kemandirian bangsa sehingga bermartabat dan berdaulat.

B. Menggugah para cendekiawan, profesional dan ulama untuk berperan lebih aktif dan tepat sasaran dalam jihad mencerdaskan kehidupan bangsa, agar mampu menghadapi segala tantangan di masa mendatang.

C. Mengajak segenap unsur bangsa untuk berjihad mewujudkan keadilan, mempertahankan kedaulatan dan menjaga persatuan bangsa menuju baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Tebuireng, 5 Shafar 1438 H/ 5 Nopember 2016 M

piagam tebuireng aktualisasi resolusi jihad


TTD
Tuan Guru Turmudzi

TTD
Habib Sholeh Al Jufri

TTD
Jend. TNI Gatot Nurmantyo

TTD
KH. Salahuddin Wahid

TTD
KH. Anwar Manshur

TTD
KH. Mahfudz Syaubari

TTD
KH. Hanif Muslih

TTD
Tuan Syech Ali Akbar Marbun

TTD
Habib Nabil Al Musawwa

TTD
Prof. Imam Suprayogo

TTD
KH. Ahmad Bin Zain Al Kaff

Source: KBAswaja
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB